JawaPos.com- Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan kunjungan ke Ngawi, Sabtu (11/3). Kepala negara itu menghadiri acara panen raya padi di Desa/Kecamatan Pangkur. Selain itu, melakukan kunjungan ke Pasar Beran, yang tahun ini direvitalisasi pemerintah pusat.
Kedatangan Jokowi ke Ngawi itu tidak termasuk agenda peresmian Benteng Van den Bosch. ‘’Kalaupun nanti berkunjung, itu bukan meresmikan,’’ kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Ngawi Wiwien Purwaningsih seperti dilansir Jawa Pos Radar Madiun (8/3).
Menurut Wiwien, Presiden meminta dua hal sebelum meresmikan Benteng Pendem, nama lain Benteng Van den Bosch. Yakni, kejelasan status pengelolaan dan pemanfaatannya untuk pariwisata. ‘’Belum siap untuk diresmikan,’’ ujarnya.
Wiwien mengatakan, pemanfaatan pariwisata menunggu kepastian status pengelolaan. Proses saling penyerahan hibah aset dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) rencananya bulan ini.
Sambil menunggu urusan tersebut ampung, pihaknya telah mengantongi kajian Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) Indonesia ihwal pemanfaatan Benteng Pendem sebagai wisata edukasi. ‘’Ada rekomendasi pemanfaatan beberapa ruangan untuk museum, galeri pameran, dan pusat UMKM,’’ terangnya.
Dia menambahkan, Benteng Pendem kelak dikelola unit pelaksana teknis (UPT). Selanjutnya, sistem pengelolaannya diubah menjadi badan usaha layanan daerah (BLUD). ‘’BLUD nantinya kerja sama dengan investor untuk pengembangan Benteng Pendem,’’ tuturnya.
Dikutip dari website Pemkab Ngawi, Benteng Pendem merupakan salah satu benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada masa Perang Diponegoro, 1825-1830. Bangunan dengan ukuran sekitar 165 x 80 meter ini berada di Kelurahan Pelem. Dari pusat Kota Ngawi hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer.
Benteng tersebut akhirnya direvitalisasi total dengan perencanaan sejak 2019 setelah dikunjungi Presiden Joko Widodo. Rehabilitasi Benteng Pendem mulai dikerjakan sejak 10 Desember 2020, dengan nilai kontrak Rp 113,7 miliar. Anggaran itu untuk merehabilitasi 13 bangunan di dalam kompleks benteng serta penataan kawasan inti benteng.
Dalam perjalanannya, ditemukan sejumlah fakta. Pertama, ternyata jumlah lubang pintu dan jendela di benteng itu lebih banyak dibandingkan pintu di bangunan bersejarah Lawang Sewu. Kedua, 70 persen struktur bangunan asli memiliki pondasi dengan kedalaman 5 meter. Ketiga, luas lahan kawasan Benteng Pendem mencapai 21,18 hektare atau setara dengan seperempat luas lahan Monas di Jakarta.