JawaPos.com – PT XL Axiata Tbk (EXCEL) menyiapkan sejumlah strategi bisnis guna mengakselerasi pertumbuhan bisnisnya di 2023. Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengungkapkan perusahaan yang dipimpinnya akan berfokus pada tiga pilar pertumbuhan yaitu layanan konvergensi, perluasan jaringan, serta penguatan pengalaman pelanggan (customer experience).
Untuk target, tahun ini, XL Axiata akan menarget pertumbuhan pendapatan mid to high single digit dengan EBITDA margin sekitar 49 persen serta capex di angka Rp 8 triliun, turun kurang lebih Rp 1 triliun.
“Pada layanan konvergensi, XL Axiata berfokus pada dua segmen, yaitu keluarga dan bisnis. Untuk segmen keluarga, XL Axiata menawarkan konten digital terbaik, melalui kerja sama dengan mitra penyedia konten,” jelas Dian di acara media update XL Axiata di Jakarta, Rabu (8/3).
Sementara untuk segmen bisnis, Dian menyatakan XL Axiata mengembangkan produk konvergensi sebagai bagian dari solusi digital terpadu untuk kalangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tahun ini, dian menambahkan, XL Axiata menggandakan strategi konvergensi dengan menambahkan lebih banyak fitur.
Selain itu, XL Axiata juga akan menerapkan e-SIM yang akan segera diluncurkan pada semester pertama 2023 ini. XL Axiata juga akan meningkatkan sinergi operasi digital, dengan memanfaatkan convergence dan omnichannel touchpoints, menyatukan jalur distribusi, serta memanfaatkan sinergi lebih dari 130 ribu distribusi touch point.
Terkait perluasan dan penguatan infrastruktur jaringan, XL Axiata memandang jaringan yang berkulitas tinggi akan bisa mendukung penyediaan berbagai jenis layanan dengan kualitas yang juga tinggi sesuai ekspektasi pelanggan.
Ekspansi jaringan 4G terus XL Axiata lanjutkan ke berbagai daerah, termasuk di luar Jawa, dengan mempertahankan besaran nilai investasi. Hingga akhir 2022, jumlah BTS (2G & 4G) XL Axiata mencapai 144.768 BTS, dengan jumlah BTS 4G sebanyak 91.632 unit. Tingkat fiberisasi BTS diklaim telah mencapai 54 persen.
Terkait digitalisasi, XL Axiata akan menerapkan teknologi terbaru untuk mendukung operasi bisnis. Selanjutnya, pemanfaatan big data dan advanced analytics dilakukan pada layanan pelanggan sehingga solusi yang diberikan bisa tepat sasaran, sesuai dengan apa yang konsumen butuhkan.
Di tahun 2022, XL Axiata juga berhasil mempertahankan pelanggan dengan fokus terus meningkatkan pengalaman dan kenyamanan pelanggan yang lebih baik, sehingga di periode tersebut perusahaan berhasil meningkatkan blended ARPU (Average Revenue Per User) menjadi Rp 39 ribu dari Rp 36 ribu di periode tahun sebelumnya, dengan total pelanggan mencapai 57,5 juta pelanggan.
Dari sisi laporan keuangan XL Axiata per akhir 2022 pun, memperlihatkan kondisi yang sehat, di mana utang kotor tercatat di angka Rp 12,1 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA sebesar 0,49x. Utang bersih tercatat sebesar Rp 6,9 triliun.
Selain itu, XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 64 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 36 persen memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 54 persen, menjadi Rp 5,2 triliun.