JawaPos.com–Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyalurkan bantuan laptop untuk tenaga tracer Covid-19 di beberapa puskesmas di Provinsi Jawa Timur. Bantuan laptop yang dilengkapi dengan aplikasi Silacak dan Inarisk bertujuan untuk mendukung kerja tenaga tracer dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
”Laptop ini merupakan peralatan yang wajib digunakan dan harus dikuasai para Babinsa yang menjadi tenaga tracer. Sebab, ini adalah senjata dalam melaksanakan tugas,” kata Hadi seperti dilansir dari Antara, Minggu (1/8).
Panglima TNI menjelaskan, kunjungan kerja ke wilayah Jawa Timur untuk mengecek tenaga tracer Covid-19 yang terdiri atas para Babinsa, Babinpotmar, Babinpotdirga, Bhabinkamtibmas, dan relawan dari masyarakat yang bertugas di setiap puskesmas. Panglima TNI menyaksikan kemampuan para Babinsa dan Bhabinkamtibas yang sedang menerapkan penggunaan aplikasi Silacak dan Inarisk yang digunakan para tracer dalam bertugas.
”Kepada para tenaga tracer harus terus bekerja dengan maksimal, karena penyebaran Covid-19 tidak pernah berhenti dan tidak ada hari liburnya,” tegas Hadi.
Hadi menyatakan, penyebaran Covid-19 terus merambah kemana-mana sehingga tenaga tracer jangan sampai kalah cepat dalam menghentikan penyebaran Covid-19. Panglima TNI mengingatkan, para tenaga tracer dan tenaga kesehatan untuk tetap menjaga diri agar tetap sehat dalam melaksanakan tugas di lapangan. Hadi mengucapkan terima kasih kepada semua jajaran dan instansi yang terlibat dalam penanganan Covid-19.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meninjau tempat isolasi di Puskesmas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (31/7). Panglima TNI hadir bersama dengan rombongan di Puskesmas Porong bersama dengan sejumlah pejabat tinggi kepolisian dan TNI.
Panglima TNI menekankan kerja sama yang maksimal empat pilar di desa yakni TNI, Polri, kepala desa, dan juga bidan desa.
”Tujuan dari pelacakan tersebut supaya masyarakat yang terpapar virus korona bisa segera melakukan isolasi di tempat yang telah disediakan seperti di Puskesmas Porong ini,” kata Hadi.
Menurut dia, dengan melakukan isolasi secara terpusat tersebut, kemungkinan tertularnya anggota keluarga yang lain menjadi minim jika dibandingkan dengan isolasi mandiri. Selain itu, ketersediaan obat dan penanganan medis juga lebih cepat dilakukan jika melakukan isolasi secara terpusat di selter yang sudah disiapkan pemerintah.