JawaPos.com–Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, ada peredaran narkotika di daerah Sumatera Selatan untuk kepentingan politik.
Kepala BNN Komjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan, tren baru peredaran narkotika di daerah itu dikenal dengan sebutan narko-politik. Yakni menggunakan narkotika sebagai bahan kepentingan politik oleh tokoh-tokoh politik.
”Saya baru balik dari Sumatera Selatan, sekarang juga di daerah Sumatera Selatan menurut kapolda, menurut kepala BNNP, menurut gubernur, ada yang dinamakan narko-politik,” kata Golose seperti dilansir dari Antara.
Modus tersebut sengaja digunakan oknum politikus tertentu untuk melanggengkan kepentingan politik. ”Jadi, tokoh-tokoh politik ini, mereka menggunakan organ tunggal, kemudian ada namanya remix, kemudian mengedarkan narkotika,” jelas Petrus Reinhard Golose.
Menurut dia, modus penyalahgunaan narkotika itu dengan mengundang massa, lalu membagikan narkotika dengan motif politik. Oleh karena itu, Golose mewanti-wanti agar kejadian tersebut tidak terjadi di daerah lain, termasuk di Bali.
”Ini tidak boleh terjadi terjadi di tempat lain. Saya sudah mendeklarasikan, kami dan dibantu Bapak Kapolda yang luar biasa di Sumatera Selatan untuk menghentikan kegiatan-kegiatan serupa,” papar Petrus Reinhard Golose.
Terkait fenomena narko-politik tersebut, Golose belum pastikan sudah berapa lama hal itu terjadi di daerah Sumatera Selatan. Namun, BNN dan pihak kepolisian di Sumatera Selatan memberikan atensi khusus untuk memberantas peredaran narkotika di wilayah itu.
”Saya baru monitor, tetapi ini sudah mulai dilaksanakan. Ada di tempat lain, tidak ada di Bali,” imbuh Petrus Reinhard Golose, mantan kepala Polda Bali tersebut.
Dia menambahkan, narkoba merupakan musuh bersama yang harus dilawan seluruh lapisan masyarakat. Sehingga, itu tidak hanya menjadi tugas BNN karena efeknya sangat berbahaya bagi generasi muda Indonesia.
Sebagai bagian dari komitmennya memberantas narkotika di Indonesia, sebanyak 3,6 juta orang diajak bersama-sama menggemakan mars bertema Anti Narkoba yang diikuti secara luring dan daring di seluruh Indonesia.