JawaPos.com–Warga Kabupaten Nganjuk meminta aparat bertindak tegas menangani tawuran antara kelompok silat. Sebab, pelaku tawuran meresahkan hingga merusak rumah warga.
Imam Basori, salah seorang warga Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, mengaku resah dengan aksi tawuran yang terjadi.
”Mereka tawuran sepanjang jalan tidak berhenti. Mereka melempar batu. Di rumah seperti hujan batu,” kata Imam Basori seperti dilansir dari Antara di Nganjuk, Senin (6/3).
Dia mengatakan, tawuran itu terjadi pada Minggu (5/3). Namun, hingga kini warga masih trauma. Batu yang dibawa saat tawuran ukurannya besar dan berbahaya jika terkena anggota tubuh.
Selain itu, mereka juga membawa petasan. Batu-batu itu menyebabkan genting rumah rusak. Imam Basori mengatakan, anggota keluarganya trauma dengan kejadian tersebut.
”Saya dan istri saat kejadian memang sempat keluar rumah untuk mencari tahu sumber suara seperti hujan batu itu, namun tidak sampai terkena lemparan batu,” ucap Imam Basori.
Warga, kata dia, sudah melapor ke polisi. Namun, hingga kini belum tahu apakah sudah ditindaklanjuti atau belum.
Dia berharap, polisi bertindak tegas dengan langsung menindak jika ada insiden tawuran antar perguruan silat tersebut. Selain membahayakan diri sendiri, juga membahayakan orang lain.
Video tawuran antar perguruan silat viral terjadi di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Dalam rekaman itu, massa saling lempar batu.
Beberapa aparat berseragam TNI turun ke lapangan membubarkan massa. Namun, mereka seakan tidak takut dan tetap tawuran. Dalam video viral itu, tawuran terjadi di depan pintu gapura bertulis Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
Sementara itu, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Resor Nganjuk Iptu Supriyanto mengatakan, melakukan pengamanan wilayah menyusul kepulangan anggota kelompok silat dari Madiun. Pengamanan dilakukan pada Minggu (5/3) dini hari hingga pukul 09.00 WIB.
Namun, dia mengaku belum mendapatkan laporan terkait dengan kerusakan rumah warga akibat kejadian tawuran yang viral di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
”Kami pengamanan, mengamankan kepulangan dari Madiun sampai ke tempatnya masing-masing. Ada acara di Madiun. Aman-aman saja,” kata Supriyanto.
Dia menegaskan sering koordinasi dengan pengurus perguruan silat di Kabupaten Nganjuk dengan harapan mereka memberikan nasihat kepada anggota. Koordinasi dilakukan di setiap kecamatan.
”Kami gelar soko guru dihadiri beberapa perguruan silat. Setiap hari ada. Kan ada yang belum memahami arti damai, tenteram. Anak-anak sikapnya seperti itu, jadi harus kita sadarkan. Kami berkewajiban mengingatkan termasuk warga perguruan silat,” ucap Supriyanto.