“Sejak awal saya sampaikan, eksploitasi. Tidak ada kekerasan,” kata Sri ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (14/3).
Dia juga membantah bila kelima ART itu mengalami kekerasan pada bagian tubuh akibat setrika.
“Tidak ada kekerasan. Yang bilang disetrika itu tidak ada. Cuma ada kekerasan verbal seperti dimarah-marahi. Kalau kerja tidak benar dimarahi, itu aja sih,” ujarnya.
Kelima ART itu, tambah dia, menjadi korban eksploitasi anak. Pihaknya pun masih terus melakukan penyelidikan.
Sebelumnya, lima ART asal Brebes, Jawa Tengah itu diduga menjadi korban penganiayaan oleh majikannya.
Kejadian itu diduga berlangsung di Jalan Jatinegara Timur II RW 02, Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, pada 12 Februari lalu. (antara/jpnn)