“Mosok memilih pemimpin hanya melihat gojekannya di mana, narinya bagaimana, tidak melihat karakternya, tidak melihat memimpinnya,” ujar Hasto.
“Mosok memilih pemimpin hanya melihat gojekannya di mana, narinya bagaimana, tidak melihat karakternya, tidak melihat memimpinnya,” ujar Hasto.