JawaPos.com–Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sosialisasi Sistem Informasi Kesehatan (Sis-Infokes), di Graha Sawunggaling, Jumat (31/3). Sosialisasi Sis-Infokes itu ditujukan kepada fasilitas kesehatan (faskes) di Kota Surabaya. Mulai dari RS, dokter praktik mandiri, bidan praktik mandiri, klinik, hingga puskesmas.
Sis-Infokes merupakan terobosan baru yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memudahkan pendataan. Dalam kesempatan itu, ada 501 faskes se-Surabaya yang hadir mengikuti sosialisasi Sis-Infokes.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, dengan Sis-Infokes itu semua data pelayanan di faskes bisa terkoneksi ke data Pemkot Surabaya.
”Mau nanti melahirkan di klinik manapun, imunisasi di RS manapun, itu tidak apa. Tapi kami harus diberi laporan terkait nomor NIK sekian, ibu hamil, dengan lingkar lengan sekian, lingkar perut, dan berat badannya. Agar diketahui itu ada potensi gizi buruk atau tidak,” kata Wali Kota Eri.
Eri menerangkan, semua data yang terkoneksi dengan Sis-Infokes Surabaya itu untuk memudahkan pemkot membantu warga Surabaya. Pemkot tak bisa berjalan sendiri dalam membangun Kota Surabaya, tanpa bantuan faskes.
Wali Kota Eri menyebutkan, Sis-Infokes mulai dijalankan secara merata per 1 April di seluruh faskes se-Surabaya. Ketika semua data dari faskes telah terkoneksi, akan disinkronkan dengan aplikasi Sayang Warga, dan e-Budgeting Pemkot Surabaya.
”Berarti apa? Ketika sudah terkoneksi, kota akan tahu berapa yang berisiko gizi buruk, yang miskin berapa, ini lah yang dikatakan satu data,” sebut Eri.
Wali Kota Eri Cahyadi yang akrab disapa Cak Eri itu juga mengungkapkan, nanti terpantau langsung di ruang kerjanya. Mulai dari data pasien RS, dokter klinik mandiri, bidan mandiri, hingga puskesmas, terpantau melalui layar monitor di ruang kerjanya.
”Karena yang memberikan izin semua itu adalah saya, maka saya harus tahu datanya. Bayi yang lahir berapa, ibu melahirkan berapa, balita yang imunisasi, semuanya harus terkoneksi ke data pemkot,” ungkap Eri.
Bila ada RS, klinik, praktik dokter, atau bidan mandiri, yang tidak memperbarui data pasien warga Surabaya, Cak Eri tak segan mencabut izinnya. ”Saya yakin setiap RS, sudah punya aplikasi atau program untuk dikoneksikan ke ini (Sis-Infokes). Panjenengan investasi dan mendapatkan pasien di Surabaya, tapi saya tidak bisa berbuat apa untuk warga saya, nah ini yang saya tidak mau,” ucap Eri.