JawaPos.com–Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku kecewa atas keputusan FIFA yang mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

”Mewakili perasaan seluruh masyarakat mengaku ada kekecewaan luar biasa atas kegagalan tersebut. Apalagi Jawa Barat sudah menyiapkan salah satu stadionnya, Si Jalak Harupat. Kemudian stadion-stadion lain untuk latihan,” kata Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara di Bandung.

Menurut Ridwan Kamil, keputusan FIFA harus diambil hikmahnya dan dilihat secara objektif. Dia meminta warga menahan komentar negatif menanggapi keputusan tersebut.

”Jadi kita harus ambil hikmahnya, mungkin keputusan FIFA ini harus kita lihat secara objektif. Pada bulan Ramadan kita tahan memberi komentar atau hal yang kurang baik, karena sedang bulan suci,” ujar Ridwan Kamil.

Meski mengecewakan, lanjut Ridwan Kamil, pihaknya tetap meminta masyarakat mendukung penuh timnas karena potensinya luar biasa.

”Semoga suatu hari ke depan diberikan panggung internasional yang luar biasa, membuktikan prestasi,” tutur Ridwan Kamil.

”Lalu doa saya untuk para timnas yang mungkin punya kekecewaan, doa terbaik dari saya pribadi untuk para pemain yang saya cintai,” tambah dia.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyayangkan Piala Dunia U-20 batal dilaksanakan di Indonesia. Ajang Piala Dunia merupakan mimpi setiap pemain yang sudah melewati rangkaian seleksi masuk tim nasional dan telah berlatih mempersiapkan diri.

”Kalau sampai batal, kebayang kecewanya, mereka enggak bisa tampil di mimpi mereka, di event yang jadi mimpi mereka kita bisa bayangkan,” papar Yana.

Terlebih, menurut Yana, dengan informasi adanya kemungkinan sanksi FIFA yang mengakibatkan kompetisi sepak bola Indonesia tidak diakui akan sangat merugikan bagi Indonesia secara telak.

”Kan kompetisi itu berjenjang, dari mulai tarkam, asosiasi, nanti multievent, semakin atas, main di tingkat internasional, dan sekarang event nasionalnya bisa tidak diakui, bisa sayang sekali talenta-talenta kita,” ucap Yana.

Selain itu, dia juga menilai dua venue di Bandung yakni Lapangan Sidolig dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tidak sempat terpakai. Padahal telah mengambil sumber daya untuk revitalisasi dan perbaikan yang dibutuhkan sebagai tempat latihan.

”Kalau saya sih masih tetap berharap dilaksanakan, karena sayang dua stadion ini, meskipun tidak menggunakan anggaran daerah, tapi sayang sumber daya kita yang sudah keluar,” terang Yana.

By admin