JawaPos.com – PDI Perjuangan angkat bicara terkait keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia, menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. PDIP sejak awal menolak kehadiran tim nasional (timnas) Israel, berlaga di Indonesia, bukan menolak digelarnya Piala Dunia U-20.
“Kami sangat menyesalkan dan bersedih bahwa akhirnya FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20. Ini tentu menjadi pelajaran berharga,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Kamis (30/3).
Hasto menyebut, pihaknya sejak awal tidak pernah menolak Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia. Menurut Hasto, pihaknya hanya menyuarakan sisi kemanusiaan dalam hubungan antarbangsa dengan menolak kehadiran Israel, serta potensi kerentanan sosial dan politik yang akan ditimbulkan terkait kehadiran timnas Israel.
“Sikap kami ini sama dengan FIFA ketika mencoret Rusia dari babak playoff Piala Dunia, jadi ada presedennya,” tegas Hasto.
Hasto menyebut, sikapnya menolak timnas Israel memiliki landasan kuat secara konstitusi dan juga historis. Suara menolak kehadiran Israel adalah suara kemanusiaan, bukan kehendak politis.
“Kesadaran sejarah juga harus terus diperkuat. Untuk diingat, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) lahir sebagai penolakan terhadap Israel,” papar Hasto.
Hasto mengutarakan, dirinya telah melakukan komunikasi dengan pemerintah terkait sikap PDIP dan potensi kerentanan politik serta sosial, jika Israel tetap bertanding di Indonesia sejak Agustus 2022. Bahkan, pihaknya telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menyampaikan sikap tegas PDIP tersebut.
“Sikap kami muncul setelah Israel dipastikan lolos kualifikasi. Dengan harapan agar bisa dicari solusi yang terbaik, salah satunya dengan memindahkan pertandingan Israel di negara tetangga terdekat. Sehingga U-20 tetap bisa diselenggarakan di Indonesia minus Israel,” pungkas Hasto.