JawaPos.com – Pengembangan kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) tidak hanya menjaring negara-negara maju. Pemerintah melalui ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) berupaya menggandeng negeri tetangga. Salah satunya, Filipina sebagai salah satu pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.

ASEAN-BAC yang diketuai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid telah melaksanakan road show tindak lanjut proyek di Manila, Filipina, pada 27–28 Maret 2023. Arsjad membeberkan potensi kemitraan tersebut, antara lain, menciptakan nilai tambah untuk nikel dan tambang mineral lainnya. Kedua, mendukung agenda regenerasi hutan yang sejalan dengan program warisan ASEAN-BAC. Dan ketiga, meningkatkan kerja sama terkait konektivitas pembayaran melalui program ASEAN QR Code.

ASEAN-BAC berupaya menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dan ekonomi global, terutama pada sektor-sektor baru seperti pembangunan hijau dan transformasi digital. “Salah satu penerima manfaat utama dari agenda ini adalah UMKM dan Filipina memainkan peran penting sebagai salah satu mitra ASEAN dan juga Indonesia,” ujarnya.

Apalagi, Indonesia dan Filipina memiliki cadangan nikel terbesar dunia. Kedua negara mengantongi 33–40 persen dari cadangan bijih nikel di seluruh dunia.

“Kedua negara memegang posisi yang kuat dalam hal cadangan bijih nikel global dan hal ini memberikan dasar yang kuat untuk bekerja sama dan menjadi pemimpin dalam ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai, baik di ASEAN maupun dunia,” ujarnya.

Dengan kerja sama yang lebih erat, sambung Arsjad, kedua negara berpotensi meningkatkan produksi nikel dunia hingga mencapai 50 persen. Selain itu, potensi cadangan mineral lain untuk kendaraan listrik menjadi sorotan sehingga ASEAN bisa menjadi pusat rantai pasok EV.

By admin