Jika ada perempuan yang ramai dibahas publik, Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti mengemukakan perempuan hanya dianggap sebagai pendulang suara semata. Post navigation Laode: Keberpihakan Artidjo Alkostar pada Antikorupsi dan HAM Nyata Minta Santri Tak Pilih Capres dengan Beban Masa Lalu, Rohmahurmuziy: Apalagi Punya Masalah HAM!