JawaPos.com – Penggunaan santan pada makanan memang sering ditemui pada olahan makanan Indonesia. Apalagi saat moment Hari Raya Idul Fitri. Tapi ternyata tak selamanya menyantap makanan bersantan bisa baik untuk kesehatan. Terlebih jika makanan bersantan berulang kali dipanaskan.
Pakar Nutrisi Widya Fadilla, mengungkapkan, makanan bersantan itu mengandung lemak tinggi. Jika diproses makin lama dan capai titik didih maka rasanya makin gurih. Namun, makanan bersantan baiknya tidak dipanaskan kembali karena berpotensi buruk bagi kesehatan.
Seperti dilansir dari ANTARA, Kamis (30/3), Widya menjelaskan, meski mengandung lemak tinggi, makanan olahan santan tetap memiliki nutrisi baik seperti vitamin, mineral, dan zat besi. Ketika dihangatkan secara berulang maka bisa merusak nutrisi baik tersebut. Tentunya juga menambah jumlah kandungan lemak jahat di dalamnya.
Sehingg, jika makanan bersantan yang dihangatkan dikonsumsi secara berkala bisamasalah kesehatan, salah satunya pada pencernaan. “Nah ini biasanya mengakibatkan sakit perut, perut kembung, gerd, dan lain sebagainya,” ujar Widya.
Hal ini juga berlaku untuk sayur, seperti bayam dan jenis sayuran hijau lainnya. Widya menyebut sayuran hijau yang dihangatkan kembali sangat rentan untuk kehilangan nutrisi.
Lalu bagaimana jika dipanaskan dengan microwave?
Meski tetap tidak dianjurkan, Widya menyarankan untuk menghangatkan kembali olahan bersantan dengan menggunakan microwave. Setidaknya nutrisi yang hilang dan jumlah lemak jahat yang bertambah dapat diminimalisir. Sebelum menghangatkan kembali, ia juga menganjurkan untuk menyimpan makanan pada wadah tertutup minim udara.
“Ketika kita memanaskan dengan kompor, itu kadang tidak merata panasnya, kalau microwave panasnya biasanya stabil dan lebih baik juga pada proses pembunuhan bakteri,” imbuhnya.