JawaPos.com – Jonathan Latumahina marah besar akan buru semua pelaku penganiayaan David Ozora. Jonathan Latumahina mengunkapkan kemarahan besar kepada para pelaku penganiayan putranya di media sosial miliknya.

Bahkan kemarahan Jonatahan Latumahina itu diungkapkan secara terbuka melalui akun media sosialnya, pada Kamis (30/3). Saking marahnya, Jonathan tegas menyatakan akan memburu semua pelaku penganiayaan David Ozora.

Jonathan pun seperti tak terima dengan kelakuan para pelaku penganiayaan David dan semua pihak-pihak yang membelanya dengan alasan tertentu. Jonathan menyebut, para pelaku dan barisan pembelanya saat ini terus menerus memanfaatkan media untuk membuat opini dengan ‘berjualan’ berbagai isu.

Tujuannya, tidak lain hanya untuk ngemis-ngemis simpati publik. Dengan cara-cara yang sama sekali tak melihat kondisi David Ozora, mereka ingin agar para pelaku bisa dimaafkan dan mendapat hukuman ringan.

Dan pada saat yang sama para pelaku ngemis-ngemis caper di media2 jualan kemiskinan, jualan salah didik, jualan trauma masa kecil dan semua hal lain,” tulis Jonathan seperti diberitakan PojokSatu (Jawa Pos Group).

Akan tetapi, ia menegaskan bahwa apapun dalih dari para pelaku dan barisan pembelanya itu sangat teramat jauh dibandingkan dengan apa dialami putranya saat ini. Sebab, akibat dari penganiayaan yang dilakukan anak manja mantan pejabat pajak Rafael Alun dan Erni Meike Torondek itu, David mengalami cacat permanen. “YANG KALIAN OBRAL DI MEDIA ITU GAK SEUJUNG KUKUNYA DAVID YANG DAMPAKNYA PERMANEN!” kecamnya.

Karena itu, Jonathan Latumahina tegas menyatakan ‘perang’ dengan para pelaku penganiayan David Ozora dan barisan para pembelanya. Jonathan Latumahina pun siap memburu mereka sampai kapanpun dan dimanapun. “I will hunt you down,” tegasnya.

Diketahui, korban penganiayaan brutal oleh Mario Dandy Satriyo dinyatakan mengalami Diffuse Axonal Injury (DAI). Jonathan menjelaskan bahwa efek dari DAI ini adalah membuat pengidapnya akan mengalami penurunan kualitas hidup dan cacat permanen. DAI ini sendiri merupakan salah satu kerusakan pada saraf.

Efek dari DAI adalah penurunan kualitas hidup dan cacat permanen,” ujarnya.

Penyebabnya, ia mengatakan bahwa otak pengidap DAI mengalami trauma berat yang membuat otak mengalami pergeseran ekstrem. Hal itu membuat serabut-serabut saraf atau akson pecah. “David alami ini dan koma,” kata pengurus GP Anshor itu.

Adapun tugas dari akson yang ada di dalam otak itu, ada jutaan jumlahnya yang seperti kabel. Tugasnya adalah untuk komunikasi antar-saraf.

Sebelumnya, Jonathan juga menerangkan bahwa dirinya telah menemani secara utuh perjalanan David sejak pertama kali dinyatakan koma dengan GCS 3 sampai akhirnya dinyatakan DAI Stage 2. “Aku adalah saksi mata yang nemenin kamu dari kejang-kejang 3 hari sampai kamu bangkit di atas 2 kakimu,” pungkasnya.

By admin