JawaPos.com – Selepas pertandingan Indonesia versus Burundi di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, tadi malam, Ketua Umum PSSI Erick Thohir langsung terbang ke Doha, Qatar. Dia akan menemui petinggi FIFA untuk membahas kelanjutan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Hari ini (29/3) pukul 13.00 WIB menteri BUMN itu dijadwalkan berdiskusi dengan FIFA. Menurut Erick, dirinya mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo. ”Saya diinstruksikan presiden untuk berdiplomasi mencari solusi untuk sepak bola Indonesia,” kata dia di Stadion Patriot Candrabhaga. ”Ini tidak mudah. Tapi, saya akan berusaha maksimal untuk bisa mendapatkan hasil terbaik,” sambungnya.
Mantan ketua umum Perbasi tersebut belum bisa mengungkapkan solusi yang akan ditawarkan kepada FIFA ke publik. Erick ingin lebih dulu bertemu dengan FIFA. Juga, mendengarkan opini dari sudut pandang otoritas tertinggi sepak bola dunia tersebut. ”Tentu kami harus mendengar pandangan FIFA dan melihat konsekuensinya terlebih dahulu. Dari situ, kami akan mulai berdiskusi mencari solusi terbaik,” tegasnya.
Terkait dengan isu ada negara lain yang siap menggantikan posisi Indonesia, Erick menyebutnya sebagai hal yang lumrah. ”Sah-sah saja. Ketika ada situasi yang menjadi perbincangan publik dan ditangkap media asing, sah-sah saja. Tapi, ini kan properti FIFA. FIFA nanti yang menentukan,” ungkapnya.
Hingga kemarin (28/3), dinamika pasca pembatalan drawing Piala Dunia U-20 yang seharusnya diadakan di Bali pada 31 Maret terus bergulir. Paling anyar, FIFA menghapus unggahan soundtrack untuk Piala Dunia U-20 2023 Indonesia di akun Instagram @fifaworldcup. Bersamaan dengan itu, artikel resmi dan cuplikan video official yang diunggah di situs resmi FIFA turut dihapus. PSSI juga menghapus unggahan tersebut di akun Instagram-nya.
Situasi itu makin menguatkan dugaan bahwa bukan hanya drawing yang batal. Namun, status Indonesia sebagai tuan rumah PD U-20 2023 juga terancam dicabut. Kabarnya, status tuan rumah akan diberikan ke Peru. Namun, belum ada keterangan resmi dari PSSI perihal informasi tersebut.
”Tolong komunikasi dengan Pak Arya Sinulingga. Dia Exco PSSI yang ditugaskan untuk itu (Piala Dunia U-20, Red),” ujar Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali kepada Jawa Pos. Sayangnya, Arya tidak merespons saat dikonfirmasi.
Sementara itu, menurut Akmal Marhali, pengamat sepak bola nasional, Indonesia sedang menyusun rencana lain agar tetap menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia. Namun, bukan untuk U-20, melainkan U-17. Indonesia bertukar posisi dengan Peru.
Sebelumnya, Peru ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-17. Namun, belakangan Peru dikabarkan mengundurkan diri.
Akmal mengakui bertemu Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada Senin (27/3) malam terkait dengan rencana Erick Thohir bertemu FIFA. ”Mau coba tawarkan posisi tukar guling tuan rumah Piala Dunia. Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Lalu, Peru jadi tuan rumah Piala Dunia U-20,” ungkap Akmal.
Menurut PDIP, kata Akmal, itulah solusi terbaik. Sebab, tidak ada Israel U-17 pada ajang tersebut.
Akmal menegaskan, menukar status tuan rumah Piala Dunia U-20 dengan Peru tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, Piala Dunia U-20 bukan ajang sembarangan. ”Ini harus dipahami politisi dan bangsa kita. Pilihannya hanya dua. Menerima apa yang sudah disepakati bersama atau sama sekali tidak jadi menggelar Piala Dunia,” tegasnya.
Akmal mengungkapkan, sebenarnya Indonesia melakukan berbagai upaya lobi untuk mencari jalan keluar. Mulai tidak mengibarkan bendera Israel, tidak menyanyikan lagu kebangsaan Israel, hingga meminta Israel bermain di Singapura. ”Tapi, semuanya ditolak FIFA,” beber Akmal.
Sementara itu, dalam forum rapat kerja di Komisi X DPR, Plt Menpora Muhadjir Effendy menyatakan, secara teknis, Indonesia sangat siap menghelat PD U-20. Enam kota disiapkan menjadi tuan rumah. Yakni, Jakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Bali, dan Palembang.
Namun, seiring dengan adanya polemik penolakan kehadiran timnas Israel, pihaknya terus berupaya mencari alternatif dan titik temu. Komunikasi dengan FIFA menjadi domain PSSI. Kemenpora hanya memberi masukan.
Anggota Komisi X dari Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira menuturkan, seharusnya sejak awal pemerintah mengantisipasi persoalan tersebut. Pihaknya menghargai masyarakat yang ingin menikmati olahraga. Namun, prinsip tidak bisa digadaikan dengan satu event. ”Kami berharap Pak Erick Thohir bisa meyakinkan FIFA dan mendapat solusi,” tuturnya.
Di bagian lain, Presiden Joko Widodo menegaskan posisi Indonesia terkait dengan penolakan timnas Israel dalam Piala Dunia U-20. ”Saya menjamin keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsistensi posisi politik luar negeri kita terhadap Palestina karena dukungan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat,” kata Jokowi tadi malam.
Pendapatnya itu sama dengan duta besar Palestina untuk Indonesia. Piala Dunia U-20 tidak mencampuradukkan urusan olahraga dan politik. Sebab, FIFA punya aturan yang harus ditaati anggotanya. ”Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 melalui proses bidding dan seleksi panjang,” jelas Jokowi.
Di akhir proses, lanjut presiden, ada Brasil dan Peru yang juga berjuang untuk menjadi host Piala Dunia U-20. Akhirnya, pada Oktober 2019, Indonesia ditunjuk FIFA. ”Saat ditunjuk menjadi tuan rumah, kita belum mengetahui siapa yang akan menjadi tim peserta karena masih dalam proses prakualifikasi. Dan, kepastian timnas Israel lolos seleksi kita ketahui pada Juli 2022,” terangnya.
Menurut Jokowi, FIFA telah mengetahui penolakan terhadap keikutsertaan timnas Israel. Pemerintah maupun PSSI berusaha mencari solusi. ”Saya telah mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertemu dengan tim FIFA untuk mencari penyelesaian yang terbaik,” ujarnya.
Sementara itu, dilansir dari Radar Solo, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka tetap optimistis Piala Dunia U-20 tetap diadakan di Indonesia. Bahkan, pihaknya siap jika ditunjuk sebagai lokasi drawing.