JawaPos.com – Atlet Israel bertanding di sini sebenarnya bukan tak pernah terjadi. Salah satunya di cabang sepeda saat ajang bertajuk UCI Track Nations Cup 2023 yang berlangsung di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, pada 23–26 Februari.
Saat itu pesepeda Israel Mikhail Yakovlev berhasil menduduki peringkat ketiga di nomor keirin.
Posisinya berada di bawah atlet Belanda Harrie Lavreysen yang menempati podium utama dan atlet Malaysia Azizul Hasni Awang di posisi runner-up.
Ketika itu bisa dibilang Yakovlev datang dalam senyap. Bahkan, wartawan peliput pun tidak diperbolehkan untuk mengambil foto atau mewawancarai atlet kelahiran 4 Maret 1999 tersebut.
Tujuh tahun sebelumnya di Kejuaraan Dunia Badminton 2015 di Istora Senayan, Jakarta, juga ada perwakilan Israel yang bertanding: Misha Zilberman. Achmad Budiharto yang ketika itu menjabat ketua panitia penyelenggara masih ingat betul bagaimana jelimet situasinya.
”Peraturannya, semua pemain yang lolos dan jadi anggota BWF harus diperbolehkan jadi peserta di kejuaraan dunia,” ujarnya kepada Jawa Pos ketika dihubungi begitu tim nasional U-20 Israel memastikan lolos ke putaran final pada Juni tahun lalu.
Jika Zilberman tidak bisa masuk dan bertanding di Indonesia, kejuaraan dianggap tidak sah. Tidak adanya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel menjadi salah satu kesulitan. Tanpa visa masuk Indonesia, Zilberman tertahan di Singapura dan akhirnya mendapat visa dari negara tersebut.
Budi –sapaan Achmad Budiharto– masih ingat tekanan dari sejumlah kelompok yang tidak menginginkan hadirnya atlet Israel ke Indonesia. Bahkan, sempat ada ancaman pembunuhan.
Karena itu, pengamanan ketat diterapkan ketika akhirnya Zilberman datang ke Indonesia sekitar sebelas jam sebelum tampil di kejuaraan. ”Dari bandara hingga ke Hotel Sultan (di Jakarta) itu pengawalan ketat. Kalau nggak salah, dia ditempatkan di lantai tertinggi Hotel Sultan dan dapat pengamanan ekstra,” ungkapnya.
Jam bertanding Zilberman pun sangat diatur. Dia bermain pada pukul 09.00 WIB, di luar jadwal biasanya. Tujuannya jelas, menghindari kerumunan penonton.
Saat itu Zilberman menghadapi atlet Taiwan Hsu Jen Hao di babak 32 besar dan kalah dua game langsung (14-21, 14-21). Setelah Zilberman kalah, barulah bendera seluruh negara peserta dinaikkan.