JawaPos.com – Titik kemacetan di Kota Pahlawan terus bertambah seiring waktu. Kapasitas jalan dan volume kendaraan yang tidak berimbang menjadi salah satu penyebabnya. Dishub Kota Surabaya mencatat, jumlah kendaraan di 5 dari 50 ruas jalan hampir melebihi kapasitas.

Subkor Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kota Surabaya Widodo menyampaikan, peningkatan jumlah kendaraan itu terlihat dalam survei tahun lalu. Hasil pemantauan menunjukkan adanya penambahan volume capacity ratio (VCR) di jalanan metropolis.

’’Dalam skala 0 sampai 1, pada 2021 hanya 0,35. Di 2022 angkanya naik hingga 0,75,’’ ujar Widodo kemarin. Berdasar survei, Jalan Kalianak menjadi penyumbang angka tertinggi.

Tahun lalu rata-rata kendaraan yang melintas di jalan itu mencapai 3.405 unit setiap jam. Padahal, kapasitas maksimal per jam adalah 3.640 kendaraan. Artinya, rasio kapasitas kendaraan yang melintas menyentuh angka 0,94 persen.

Urutan kedua jalan terpadat dipegang Jalan Demak dan Jalan Semarang. VCR di dua jalan tersebut mencapai 0,93 persen. Disusul Jalan Lontar dan Jalan Dupak dengan rasio 0,92 persen.

Dishub Kota Surabaya, kata Widodo, tidak diam dengan fakta tersebut. Upaya mengurai kepadatan antara lain dengan memaksimalkan peran Surabaya Intelligent Transport System (SITS) di Bratang. Misalnya, dengan membagi skala prioritas arus mana yang lewat terlebih dahulu.

’’Kami pantau kepadatannya. Jika dirasa perlu, petugas SITS akan melakukan intervensi pada durasi traffic light (TL),’’ terangnya. Kebijakan itu diharapkan dapat mengurangi kepadatan. Terlebih, SITS sudah terkoneksi ke 130 TL.

Widodo menuturkan, upaya lain yang dijalankan adalah menempatkan petugas di titik rawan kemacetan dan memasang rambu larangan parkir. Sebab, tidak jarang kepadatan bermula dari kendaraan yang parkir di sembarang tempat.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, dishub juga berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Komunikasi itu membahas kemungkinan penambahan lebar jalan dengan memangkas taman.

Menurut rencana, setidaknya terdapat dua taman yang diharapkan bisa terpangkas. Masing-masing di bundaran Waru dan MERR. ’’Untuk menambah kapasitas jalan hingga satu lajur,’’ kata Widodo.

Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Arif Fazlurrahman menambahkan, terdapat tiga titik kemacetan yang mendapat perhatian khusus dari satuannya. Sebab, kondisinya cukup mengkhawatirkan. Yakni, bundaran Dolog, Jalan Tembaan, dan Jalan Tunjungan. ’’Di jam-jam tertentu lumayan padat, seperti pulang kerja,’’ katanya.

Faktor penyebab kemacetan di tiga ruas jalan itu beragam. Di bundaran Dolog misalnya. Kepadatan dipicu volume ditambah adanya palang pintu kereta api di sisi timur. Kondisi perlintasan juga cenderung miring sehingga pengendara memilih mengurangi kecepatan.

Arif mengatakan, pola untuk mengurai kepadatan sudah diterapkan setiap hari. Di antaranya, menempatkan personel di lokasi. Khususnya, pada jam berangkat dan pulang kerja. Satlantas juga berkoordinasi dengan Dishub Kota Surabaya untuk sesekali merekayasa durasi TL dengan skala prioritas. ’’Di Jalan Tembaan kami koordinasi dengan satpol PP terkait penertiban PKL,’’ ungkapnya.

LIMA JALAN TERPADAT DI SURABAYA

1. Jalan Kalianak

Kapasitas: 3.640

Volume: 3.405

2. Jalan Demak

Kapasitas: 4.221

Volume: 3.944

3. Jalan Semarang

Kapasitas: 2.525

Volume: 2.344

4. Jalan Lontar

Kapasitas: 2.200

Volume: 2.029

5. Jalan Dupak

Kapasitas: 4.308

Volume: 3.950

Catatan: Kapasitas dihitung berdasar kemampuan menampung kendaraan dalam satu jam. Adapun volume adalah kendaraan yang melintas setiap jam.

Sumber: Dishub Kota Surabaya

By admin