JawaPos.com–Personel gabungan mengamankan sejumlah warga yang dinilai mengganggu keamanan dan ketertiban umum (trantibum) saat operasi cipta kondisi berskala besar di Kota Surabaya. Razia tersebut untuk cipta kondisi selama Ramadan.

”Kami mengamankan sembilan orang yang meliputi empat orang terlibat perang sarung dan lima orang melakukan balap liar. Ini dari hasil jangkauan yang kami lakukan di empat wilayah. Yakni Surabaya bagian utara, selatan, barat, dan timur,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Eddy Christijanto seperti dilansir dari Antara di Surabaya, Senin (27/3).

Eddy mengatakan, sembilan orang diamankan tim gabungan terdiri tas polisi, TNI, satpol PP, dan lainnya, saat operasi cipta kondisi berskala besar di Surabaya pada Sabtu (25/3) malam hingga Minggu (26/3) dini hari. Selain itu, terdapat beberapa pelanggar trantibum yang diamankan di Polsek maupun di Polrestabes Surabaya.

”Kalau yang diamankan di polsek itu kemarin juga ada, karena sudah kriminal. Mereka sudah melukai orang. Jadi, kami mengamankan sesuai dengan lokasi yang terdekat, supaya lebih mudah untuk pelaksanaan tindak lanjutnya,” ujar Eddy Christijanto.

Sejak Desember 2022, pihaknya bersama personel gabungan TNI-Polri, dan Garnisun, terus mengadakan operasi cipta kondisi. Kegiatan itu dilakukan mulai Senin-Minggu.

Setiap Senin-Kamis operasi gabungan dilakukan dengan skala sedang. Sedangkan untuk Jumat dan Sabtu malam skala besar.

Sejak awal Ramadhan, Eddy menjelaskan muncul, kembali fenomena perang sarung antar remaja. Bahkan, pada awal Bulan Suci Ramadan di Kota Surabaya, sudah terjaring beberapa remaja yang diduga telah melakukan aktivitas perang sarung.

”Nampaknya setiap Ramadan. Tahun ini muncul lagi, pengakuan yang tertangkap di Satpol, alibinya adalah mencari makan sahur. Tapi ikut-ikutan perang sarung,” tutur Eddy Christijanto.

Remaja yang diamankan Satpol PP Surabaya rata-rata berusia 15-18 tahun. Saat operasi cipta kondisi pada Kamis (23/3) malam, sebanyak lima remaja telah diamankan, kemudian pada Jumat (24/3) malam, sebanyak tujuh remaja juga telah diamankan. Saat diamankan, para remaja kedapatan membawa sarung yang di dalamnya sudah diikat dengan batu atau besi.

”Alhamdulillah dengan operasi yang kami lakukan itu bersama-sama dengan kepolisian, TNI, dan Garnisun, itu eskalasinya menurun. Hasilnya lebih menurun daripada Jumat malam. Karena Jumat malam ada korban yang harus dirawat di rumah sakit,” ucap Eddy Christijanto.

Dia berharap seluruh elemen masyarakat bisa turut berpartisipasi dalam menjaga ketenteraman dan ketertiban umum. Seperti memberikan informasi melalui command center 112, apabila mengetahui aktivitas warga pada malam hari yang bersifat mengganggu dan membahayakan.

By admin