JawaPos.com – Pascapandemi Covid-19, setelah menerapkan sistem Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah, kini banyak sektor pekerjaan mulai pulih dan mengembalikan pekerja mereka ke kantor, alias Work From Office (WFO).
Kembalinya aktivitas pekerja ke kantor setelah tiga tahun dilanda Covid-19, hal ini turut mendongkrak tren yang sempat landai gara-gara coronavirus. Menurut International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Hardcopy Peripherals Tracker, termasuk inkjet, laser, dan serial dot matrix (SDM), pasar keseluruhan sampai kuartal empat (Q4) 2022 mencatat pertumbuhan 24,4 persen Year over Year (YoY) dan Penurunan 9,9 persen kuartal ke kuartal (QoQ).
Penurunan ini lebih banyak disebabkan oleh permasalahan pada sistem impor. Pada November 2022, vendor mengalami beberapa kendala seperti kesulitan pengajuan kuota impor pada sistem Commodity Balance akibat error sistem yang berlangsung selama berminggu-minggu dan keterlambatan perpanjangan lisensi mesin warna untuk tahun 2023.
Sementara itu, pertumbuhan YoY di 4Q22 dapat dikaitkan dengan berbagai faktor. Pertama, dimulainya kembali aktivitas normal setelah gangguan akibat pandemi memainkan peran penting dalam pertumbuhan ini. Fakta bahwa kapasitas kantor dan sekolah saat ini telah mencapai 100 persen menyebabkan peningkatan permintaan barang dan jasa, sehingga mendorong pertumbuhan.
Faktor pendukung lainnya adalah membaiknya daya beli konsumen. Konsumen sekarang memiliki lebih banyak pendapatan yang dapat dibuang dibandingkan tahun lalu yang telah meningkatkan daya beli mereka.
Namun, terlepas dari pertumbuhannya, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar perusahaan sekarang berada dalam mode efisiensi anggaran. Alhasil, mereka cenderung mengutamakan penghematan dalam pengadaan hardcopy peripherals (HCP).
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, sektor inkjet mengalami penurunan dari Q3 2022 ke Q4 2022, dengan penurunan sekitar 12 persen. Sektor laser mengalami pertumbuhan sekitar 13 persen dari 3Q22 hingga 4Q22, sedangkan sektor SDM mengalami pertumbuhan sekitar 31 persen selama periode yang sama.
“Kami melihat lebih banyak proyek dari sektor pemerintah karena biasanya periode pembelian puncaknya adalah pada akhir tahun untuk mengoptimalkan pengeluaran anggaran. Selain itu, perbankan dan manufaktur masih merupakan vertikal yang menjanjikan, dilihat dari banyaknya proyek dengan sektor-sektor tersebut selama kuartal ini,” kata Sarah Annisa, Senior Market Analyst IDC Indonesia melalui keterangannya.
Secara porsi, Epson dilaporkan memegang pangsa pasar tertinggi untuk printer rumah/kantor di Indonesia pada 4Q22, terhitung 59,8 persen dari pasar meskipun belum sepenuhnya pulih dari kekurangan, terutama untuk model WiFi karena banyak komponen WiFi mereka dialokasikan untuk industri mobil listrik.
Canon masih memegang pangsa pasar tertinggi kedua dengan 20,8 persen, meskipun pengapalan mereka menurun karena penurunan drastis jumlah model ip2770 mereka terkait dengan rencana penghentiannya.
HP menyusul di posisi ketiga dengan 13,7% dan Brother di posisi keempat dengan pangsa pasar 4,7 persen, keduanya mengalami peningkatan karena permintaan yang terus meningkat dan pemulihan kekurangan. Solusi Dokumen Kyocera dan merek lain memiliki pangsa pasar yang sangat kecil masing-masing sebesar 0,4 persen dan 0,5 persen.
Sektor inkjet Epson juga dilaporkan optimis dengan pertumbuhan pasar dengan tingkat komponen dalam negeri baru-baru ini atau biasa disebut dengan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan perkiraan kenaikan 10-20 persen. Sertifikasi TKDN model L15150 baru-baru ini membuat Epson lebih percaya diri dalam upaya pemasarannya.
Namun, pada paruh kedua tahun 2022, Epson mengalami tahap pemulihan kekurangan yang mengakibatkan banyak pengiriman tertunda hingga akhir Q4 2022. Untuk sektor printer laser, Epson belum sepenuhnya pulih dari kelangkaan, terutama untuk model WiFi akibat alokasi komponen WiFi ke industri mobil listrik. Meski pemulihan membaik pada paruh kedua 2022, namun belum mencapai potensi maksimalnya.
Canon mengalami penurunan pengiriman inkjet pada 4Q22 karena penghentian model IP2770 populer yang telah ada di pasaran selama lebih dari 10 tahun. Langkah ini sejalan dengan tren merek yang beralih ke tangki tinta. Namun, Canon meluncurkan dua model baru, PIXMA G2770 dan PIXMA G4770, telah meningkatkan pengapalan untuk seri G untuk mengkompensasi penurunan tersebut.
Di sisi lain, penurunan pengiriman printer laser selama Q4 2022 disebabkan oleh berkurangnya volume model 6030 yang merupakan bagian dari koreksi inventaris, dan pengiriman ditunda hingga Januari 2023 karena masalah waktu dengan kuota impor.
HP mengantisipasi perubahan dalam lini produk tangki tintanya dengan memperkenalkan model baru untuk menggantikan tangki tinta low-end 315 dan 415 pada Q2 2023. Meskipun demikian, potensi keterlambatan pengiriman dapat terjadi karena kesalahan dalam sistem Neraca Komoditas dari akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023 yang rencananya akan dimitigasi oleh HP Indonesia dengan mengirimkan produk untuk transit di gudang Singapura.
Annisa menambahkan, situasi saat ini sangat berbeda dengan dua tahun lalu ketika pandemi pertama kali melanda negara. Meskipun menghadapi tantangan regulasi, prospek pasar yang optimis untuk Q4 2022 merupakan pencapaian yang menjanjikan untuk tahun mendatang.
“Pada tahun 2023, kebijakan TKDN di Indonesia akan semakin ketat sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk membatasi impor dan meningkatkan penyerapan sumber daya lokal. Sedangkan tahun 2024 akan menjadi tahun yang menentukan bagi vendor untuk mengambil langkah ke depan terkait kebijakan TKDN saat pergantian pemerintahan usai pemilu,” imbuh Annisa.