JawaPos.com – Bahasa generatif AI atau Artificial Intelligence mengacu pada sistem kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan teks bahasa alami yang mirip dengan apa yang mungkin ditulis manusia. Sistem ini biasanya didasarkan pada jaringan saraf teknologi Deep Learning dan menggunakan kumpulan data teks yang besar untuk mempelajari pola dan struktur bahasa.
Salah satu pendekatan paling populer untuk AI bahasa generatif adalah penggunaan model bahasa seperti rangkaian model GPT yang dikembangkan oleh OpenAI baru-baru ini. Model-model ini dilatih pada data teks dalam jumlah besar, memungkinkan mereka menghasilkan teks berkualitas tinggi yang seringkali tidak dapat dibedakan dari tulisan manusia.
Tertarik mengikuti tren teknologi tersebut, Lee Kai-fu, seorang kapitalis ventura Tiongkok yang juga merupakan mantan presiden Google Tiongkok telah mengumumkan peluncuran perusahaan (AI) baru yang disebut Project AI 2.0. Tidak seperti usaha serupa lainnya, Lee berambisi untuk mendirikan perusahaan teknologi global yang berfokus pada pembuatan platform AI 2.0 dan aplikasi produktivitas.
Dalam pengumumannya baru-baru ini di WeChat, Lee menyoroti bahwa perusahaan tersebut bukan hanya “ChatGPT” versi Tiongkok dan akan menawarkan lebih dari sekadar alat obrolan berperforma tinggi, grafis yang dihasilkan AI, dan teks.
Dilansir via South China Morning Post, tujuan Lee adalah untuk mendefinisikan kembali bagaimana pengguna mengakses dan berinteraksi dengan antarmuka melalui AI 2.0, yang dia yakini akan menjadi teknologi pendukung paling signifikan untuk meningkatkan produktivitas sosial di abad ke-21.
Lee telah mengamankan pendanaan dan daya komputasi untuk Project AI 2.0 dan berencana untuk menarik talenta terbaik dari seluruh dunia. Dengan terobosan dalam teknologi Deep Learning , Lee memperkirakan bahwa AI telah berpindah dari versi 1.0 ke 2.0, mengarah ke transformasi berbasis platform.
Pengumuman tersebut muncul setelah serangkaian perusahaan teknologi besar Tiongkok, termasuk Baidu, Alibaba dan Tencent bergegas mengumumkan produk AI yang mirip dengan ChatGPT. Terlepas dari persaingan, Lee yakin bahwa Project AI 2.0 akan menonjol karena fokusnya pada jangkauan global dan aplikasi produktivitas.
Project AI 2.0 akan menjadi perusahaan ketujuh yang dibangun oleh Sinovation Ventures. Perusahaan modal ventura, yang saat ini mengelola dana sebesar CNY 2 miliar atau berkisar Rp 4,4 triliun lebih dalam dana investasi mata uang ganda, didirikan oleh Lee pada tahun 2009 dan mulai berinvestasi di sektor AI pada tahun 2012.
Meskipun Lee tidak mengungkapkan rincian ruang lingkup bisnis perusahaan baru, dia mengatakan pendanaan dan daya komputasi untuk Project AI 2.0 telah “diperoleh secara bertahap”, dan dia sekarang berharap untuk menarik talenta dari seluruh dunia.
Selama seminar internal di Sinovation Ventures minggu lalu, Lee juga mencatat bahwa dengan terobosan dalam pembelajaran mendalam, AI telah berpindah dari versi 1.0 ke 2.0, yang akan mengarah pada “transformasi berbasis platform” yang dapat mendefinisikan ulang cara pengguna mengakses dan berinteraksi dengan antarmuka.