JawaPos.com–Bulan ini, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Pemkot Surabaya APBD 2022 melenggang di meja komisi-komisi DPRD Surabaya.
Ketua Fraksi Demokrat – Nasional Demokrat (Nasdem) Herlina Harsono Njoto menilai, Pemerintah Kota Surabaya telah gagal dua kali pada tahun lalu. Dalam menetapkan dan mencapai target.
Pada APBD 2022 murni ditetapkan Rp 10,4 triliun dan pada PAK APBD ditetapkan Rp 10,6 triliun.
”Yang kemudian pada LKPJ ternyata capaian APBD hanya Rp 9,6 triliun. Di bawah target APBD murni apalagi dari target APBD PAK,” tutur Herlina Harsono Njoto.
Menurut Herlina, secara persentase capaian neraca LKPJ 2022 hanya mencapai 90,25 persen. Tentunya, lanjut dia, semua berharap pada 2023 tidak akan ada lagi yang gagal.
Meskipun demikian, politikus Demokrat itu menyebutkan, ada hal positif dalam LKPJ 2022. Dia mengungkapkan, capaian kinerja perangkat daerah jauh di atas neraca LKPJ 2022. Rata-rata seluruh capaian indikator TSPK PD adalah 98,01 persen.
”Jika melihat tingginya capaian indikator tersebut ada beberapa frame yang masih menimbulkan pertanyaan,” ujar Herlina.
Apa pertanyaan itu? Pertama, kata Herlina, apakah Pemkot Surabaya terlalu rendah dalam menetapkan indikator kinerja. Sehingga, memudahkan dinas-dinas dalam meraih indikator yang tinggi dan capaian sangat tinggi.
Lalu yang kedua, menurut Herlina Harsono Njoto, ada hal lain yang memengaruhi capaian kinerja lebih tinggi dibanding capaian APBD. Misal, kinerja Pemerintah Kota Surabaya yang mencapai 98,01 persen di atas neraca APBD 90,25 persen karena kerja bersama.
”Misal CSR, peran Baznas, e-peken, bahkan pemanfaatan lahan BTKD. Namun, hal tersebut belum dapat terbaca secara gamblang dalam LKPJ 2022,” tambah Herlina Harsono Njoto.