JawaPos.com – Indonesia tanpa gelar di Swiss Open Super 300. Kabidbinpres PP PBSI Rionny Mainaky menyatakan, secara umum pihaknya tidak puas.
”Padahal, tahun lalu masih ada dua gelar yang kita raih,” ujarnya.
Dua gelar yang dimaksud Rionny adalah keberhasilan Fajar Alfian/Rian Ardianto (ganda putra) yang menaklukkan wakil Malaysia Goh Sze Fei/Nur Izzuddin (21-18, 21-19) dan Jonatan Christie (tunggal putra) yang menundukkan atlet India Prannoy H.S. (21-12, 21-18).
Nah, salah satu yang menjadi catatannya adalah banyaknya pemain yang cedera. Mulai Chico Aura Dwi Wardoyo yang cedera pada engkel kaki, Rinov Rivaldy di tangan, hingga Apriyani di bahu.
Padahal, ketika melakukan persiapan di Jakarta, kondisi semua atlet dalam kondisi baik dan fit.
Rionny bakal menelisik lebih lanjut cedera yang dialami pemain terjadi karena intensitas pertandingan yang demikian tinggi sejak All England atau ada hal lain.
”Tentu kami akan cari akar permasalahannya bersama dokter dan pelatih,” paparnya.
Ya, di Swiss Open edisi kali ini, prestasi terbaik adalah semifinalis dari tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di ganda putri.
Jorji –sapaan akrab Gregoria– dikalahkan andalan Thailand Pornpawee Chochuwong (21-18, 13-21, 17-21) dan Apriyani/Fadia menyerah karena cedera dari ganda Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (17-21, 10-16).
”Jorji dan Apriyani/Fadia sudah tampil maksimal hingga ke semifinal. Sayangnya, Apriyani harus mundur karena cedera bahu. Gregoria tidak bisa memanfaatkan kesempatan terbuka untuk lolos ke final,” keluh Rionny.
Ya, menurut dia, Jorji memiliki peluang yang sangat terbuka untuk ke final. Hanya, di poin-poin kritis game terakhir Jorji malah melalukan banyak kesalahan sendiri yang menguntungkan lawan.
”Seandainya dia bisa lebih fokus dan me-manage pikirannya, hasilnya bisa lain,” katanya.
Rionny mengungkapkan, evaluasi untuk Jorji adalah harus lebih pintar menguasai lapangan. ”Kalau Jorji tidak banyak membuat kesalahan, lawan pun sulit mengalahkan dia,” ujarnya.
Menurut Rionny, andai pemain binaan PB Mutiara Cardinal, Bandung, itu lolos ke final, kans juara bertambah. Sebab, motivasinya pasti lebih besar.
Setelah gagal di Swiss, Rionny berharap para pemain bisa lebih fokus ke turnamen berikutnya di Madrid, Spanyol.
”Lupakan kegagalan dan konsentrasi untuk tampil lebih bagus lagi agar bisa menjadi juara di Spanyol pekan depan,” tuturnya.