JawaPos.com – Sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo tak pernah berhenti dikelola oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar simulasi penyemprotan larutan organik penahan bau, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Penyemprotan tersebut dilakukan untuk mengurangi bau di kawasan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Hebi Agus Djuniantoro mengatakan, simulasi penyemprotan di TPA Benowo kali ini adalah untuk mengantisipasi bau, pada saat FIFA melaksanakan supervisi.
“Jadi ada beberapa titik yang harus kita pantau untuk penyemprotan, yang pertama di tumpukan sampah TPA, kedua di gasifikasi PSEL Benowo, akses masuk GBT dari tol, akses masuk ke TPA, hingga ke kawasan rumah-rumah pemulung,” kata Hebi.
Simulasi penyemprotan larutan organik penahan bau kali ini, menggunakan 2 unit truk Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) dan beberapa mobil penyemprot lainnya dari DLH. Mobil-mobil itu disebar ke 5 titik fokus penyemprotan tersebut untuk mencegah bau.
Hebi menerangkan, jika simulasi berhasil, maka akan dijadikan standar operasional prosedur (SOP) ketika pertandingan piala dunia U-20 digelar. Karena simulasi ini bukan sekadar untuk menghilangkan bau, akan tetapi juga untuk mengeliminasi lalat ada di sekitar Stadion GBT.
“Nanti GBT kita sterilkan, supaya para pemain pada saat piala dunia merasa nyaman, tidak ada gangguan bau dan apapun juga,” terangnya.
Hebi menjamin, larutan yang disemprotkan ini tidak membahayakan kesehatan manusia, karena bahan yang digunakan terbuat dari organik. Untuk penyemprotannya, dibagi dua sesi, pagi mulai pukul 07.30, dan siang mulai pukul 12.00.
“Penyemprotannya pagi dan siang. Kenapa siang? Karena dikhawatirkan larutan yang disemprotkan itu menguap, sehingga tidak dapat mengeliminasi bau,” ujarnya.
Hebi menambahkan, ketika proses penyemprotan berjalan, semua aktivitas di area TPA Benowo dihentikan. Mulai dari lalu lintas angkutan truk ke TPA, gasifikasi PSEL Benowo, dan sebagainya akan dihentikan sementara.
“Gasifikasi (di PSEL) ini juga dapat menimbulkan bau, maka kami shutdown sementara, dan aktivitas truknya kami alihkan malam hari. Sehingga ketika supervisi FIFA, kami pastikan baunya nihil,” paparnya.