Segera Bongkar, Bersihkan Akar, dan Semprot Obat Hama

Beberapa tanaman bisa masuk ke fase dormansi atau berhenti tumbuh. Secara umum ada dua penyebab, yakni siklus hidup atau terjangkit hama. Perlu perawatan khusus agar tanaman kembali sehat.

TENTU, siapa pun ingin melihat tanaman kesayangan tumbuh dengan sehat. Namun, suatu ketika tanaman itu berhenti bertumbuh atau menunjukkan gejala kerusakan. Bisa jadi, tanaman tengah mengalami fase dormansi. Jika demikian, pemilik perlu cermat memperhatikan faktor penyebab.

Antok Purwanto memberikan penjelasan dengan gamblang kepada Jawa Pos pada Rabu (22/3) lalu. Penghobi tanaman asal Surabaya itu menyampaikan, dormansi merupakan respons tanaman terhadap kondisi yang tidak mendukung untuk tumbuh dengan normal. Baik karena faktor lingkungan maupun penyakit pada tanaman. ’’Beberapa tanaman memang memiliki siklus hidup seperti itu,’’ terangnya di pameran Greenovation Ciputra World Mall, Surabaya.

BUTUH PERAWATAN EKSTRA: Antok menunjukkan anggrek yang mengalami dormansi. Di antaranya, daun rontok, pelepah terlihat, dan batang yang mengerut. Butuh segera dirawat dengan tepat agar tanaman kembali sehat. (FRIZAL/JAWA POS)

Pria 42 tahun itu mencontohkan beberapa tanaman yang memiliki siklus hidup dormansi. Misalnya, pohon jati yang meranggas saat musim kemarau untuk menjaga cadangan air. Serta, Venus flytrap bakal dormansi di musim dingin. Dengan demikian, tanaman yang dormansi secara normal semacam itu tak perlu diselamatkan. ’’Tenang saja, tanaman itu tidak mati atau rusak,’’ ucap Antok, sapaan akrabnya.

Ada beberapa ciri-ciri tanaman yang tengah dorman. Secara kasatmata, daun rontok, pelepah terlihat, hingga batang mengerut. Intinya, terlihat sedang rusak dan tak sehat. Hal itu terlihat pada tanaman anggrek yang dia bawa sebagai contoh. Dia membandingkan anggrek yang sehat atau sedang dorman akibat serangan hama. Ciri-ciri itu terlihat dengan jelas. ’’Itu salah satu mekanisme pertahanan diri supaya tidak langsung mati,’’ terangnya.

Antok juga memperlihatkan tanaman Caladium yang tampak sehat. Namun, saat dilepas dari media tanam, tampak akar yang terinfeksi. Dia menyarankan agar tanaman segera dibongkar untuk mendapatkan perawatan. Sebab, jika dibiarkan, berujung kematian karena tak ada cadangan nutrisi bagi tanaman. Ciri-ciri paling mudah diamati adalah daun yang tampak menguning. ’’Harus waspada kalau sudah ada tanda-tanda. Bongkar saja, tidak perlu takut,’’ tegas alumnus diploma tiga Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.

Perawatan tanaman yang sedang dormansi karena faktor penyakit tidaklah sama. Namun, ada beberapa tips umum yang dapat dilakukan agar tanaman kembali pulih. Di antaranya, membersihkan bagian akar dengan air dan kain halus serta menyemprotkan bagian tanaman yang busuk dengan insektisida. Perbandingan obat jamur yang diberikan yaitu 1 gram per 1 liter air. ’’Kalau insektisida yang jenis cair, cukup satu sampai dua tetes,’’ jelas dia.

BUTUH PERAWATAN EKSTRA: Antok menunjukkan anggrek yang mengalami dormansi. Di antaranya, daun rontok, pelepah terlihat, dan batang yang mengerut. Butuh segera dirawat dengan tepat agar tanaman kembali sehat. (FRIZAL/JAWA POS)

Antok mencontohkan pemberian obat tersebut pada anggrek yang dormansi menyesuaikan musim. Ketika musim hujan, diberi sepekan sekali. Sementara itu, saat kemarau cukup satu bulan sekali. Sebab, jamur lebih mudah tumbuh saat sedang hujan dan lembap. Setelahnya, cukup diangin-anginkan hingga obat tersebut kering. ’’Supaya tidak ada media bagi jamur dan bakteri untuk berkembang biak,’’ papar pemilik akun Tani Surabaya itu.

Seberapa cepat tanaman tersebut kembali pulih setelah dirawat? Tanaman Caladium terbilang cepat hanya sekitar satu bulan. Sementara itu, anggrek jauh lebih lama berkisar tiga bulan sampai satu tahun. Faktornya pun beragam, mulai air, suhu, hingga intensitas menerima cahaya matahari. Dengan demikian, perlu perawatan ekstra agar tanaman kembali tumbuh sehat dan subur. ’’Harus kenal tanamannya karena syarat hidup atau siklusnya berbeda,’’ tuturnya.

By admin