JawaPos.com-Sekretaris Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Ahmad Jaka Santos Adiwijaya menyatakan fasilitas pendukung bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pertama di IKN seperti sekolah, rumah sakit, pasar, dan lainnya disiapkan 2024, sebelum mereka pindah ke IKN.
“Untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti pasar, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain sudah direncanakan sejak awal dan pasti siap seiring dengan perpindahan ASN tahun 2024,” ujar Jaka Santos dalam rilis Tim Komunikasi OIKN, Minggu (26/3).
Pemerintah, katanya, menyiapkan mekanisme pemindahan ASN ke IKN dengan cermat, yakni pada tahap pertama pemindahan mereka akan berlangsung pada 2024. Pada tahap awal tersebut jumlah ASN, TNI, dan Polri yang dipindahkan dari Jakarta ke Nusantara sebanyak 16.990 orang.
Seiring dengan persiapan ini, maka pemerintah terus menggenjot pembangunan sejumlah fasilitas untuk kenyamanan ASN yang pindah ke IKN seperti sarana olahraga, lahan hijau, apartemen, danau, dan lainnya.
Menurut Jaka, fasilitas untuk kebutuhan ASN yang pindah sudah direncanakan sejak lama dan siap dibangun, seperti rumah sakit bertaraf internasional yang disiapkan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), kemudian kerja sama dengan lembaga pendidikan untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang layak.
Sementara Farida Dewi Maharani, Fungsional dari Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan, pemindahan IKN menjadi salah satu solusi untuk mengurai kemacetan di Jakarta, mengatasi kepadatan penduduk, dan pemerataan ekonomi.
Berdasarkan data BPS 2020-2022,, jumlah penduduk Jakarta sekitar 10 juta jiwa, Jawa Barat 48 juta jiwa, Jawa Timur 40 juta, Jawa Tengah 36 juta, dan Banten sebanyak 11 juta jiwa, namun banyak penduduk dari daerah-daerah tersebut yang setiap hari ke Jakarta.
Setelah adanya ibu kota baru, maka akan ada sekitar 970 ribu ASN Pusat (data BKN per Juni 2022) yang digeser ke IKN, sehingga hal ini akan mengurangi jumlah kepadatan Jakarta, padahal angka 970 ribu ASN ini belum termasuk anggota keluarga yang akan diboyong dalam proses pemindahan IKN.
Hal ini menjadikan momentum memperbaiki kota lebih layak huni baik dari aspek tata kota lebih hijau dan rapi, aspek pemanfaatan teknologi untuk semua sarana dan prasarana, aspek transportasi publik, dan aspek layanan publik yang lebih manusiawi.
“Saya bersedia pindah ke Nusantara untuk menuju hal yang lebih baik, hidup di lingkungan jauh lebih layak atau minimal tidak macet, hunian asri dan modern serta udara lebih sehat. Apalagi ASN dipilih untuk diprioritaskan dipindahkan awal, ini tentu keistimewaan tersendiri,” ujar Dewi. (*)