JawaPos.com – Penyakit menular Tuberkulosis (TB) terus menjadi atensi bagi berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO), TB merupakan salah satu penyakit menular yang mematikan di dunia.
Penyebabnya adalah infeksi bakteri dan telah merenggut lebih dari 1,5 juta nyawa setiap tahunnya. Meskipun TB dapat disembuhkan bila diobati dengan tepat, tetapi pengidap TB-Resistan Obat (TB-RO) masuk dalam kategori darurat kesehatan bagi masyarakat di seluruh dunia.
Peningkatan penderita resistan obat di tahun 2020 dan 2021 menunjukkan suatu keadaan darurat kesehatan masyarakat secara global. Diperkirakan ada 450.000 orang yang menderita TB resisten terhadap antibiotik rifampicin atau rifampicin resistance (RR).
Namun hanya 30 persen dari kasus yang terdeteksi, terdaftar dalam pengobatan TB-RO. Lebih lanjut, akibat dari pandemi Covid-19 tahun 2020, kematian akibat TB meningkat untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir.
Oleh karena itu, menurut Ketua Perhimpunan dan Organisasi Pasien TB Indonesia sekaligus Penyintas TB-RO Budi Hermawan, pasien positif TB mesti memberanikan diri untuk menjalani tes resistensi obat. Dengan begitu, jika memang benar positif, bisa dapat segera menjalani pengobatan TB-RO.
“Memberanikan diri untuk menjalani TB-RO adalah cara terbaik bagi mereka untuk sembuh dalam waktu yang diperkirakan,” ujar Budi, Jumat (24/3).
“Pengalaman pribadi saya mengajarkan saya bahwa peralatan medis yang canggih untuk pemeriksaan TB-RO berkontribusi pada diagnosis yang akurat, cepat, dan menjadi variabel utama dalam upaya saya untuk sembuh dari TB,” sambungnya.
Salah satu peralatan medis yang canggih itu menurutnya adalah Myc-TB, produk hasil kerja sama Illumina dan uji GenoScreen Deeplex®. Myc-TB adalah sebuah uji berbasis next-generation sequencing (NGS) yang ditargetkan untuk mendeteksi resistensi obat secara cepat dan ekstensif.
Produk ini ditargetkan akan membantu memajukan strategi World Health Organization (WHO) untuk mengakhiri epidemi TB global pada tahun 2035. “Melalui kemitraan ini, kami akan membantu negara-negara berpendapatan rendah untuk menghadapi ancaman TB yang semakin meluas dan berupaya untuk memberantasnya,” ujar Chief Medical Officer Illumina Phil Febbo.
Menurutnya penanganan pandemi Covid-19 telah meningkatkan kapasitas NGS di seluruh dunia. Sehingga, saat ini berbagai institusi memiliki platform yang diperlukan untuk mendukung pengujian resistensi obat TB dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien TB yang menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit menular sebelum Covid 19.
Kementerian Kesehatan RI sendiri mencatat bahwa per 2 Januari 2023, terdapat 969.000 kasus TB aktif di Indonesia, dengan 301 kasus TB per 100.000 penduduk, dan angka kematian 34 orang per 100.000 penduduk. Dari jumlah tersebut, kasus TB-RO yang dapat dideteksi hanya 40%.
Sisanya yang 60% masih menjadi masalah laten dan menghambat pemerintah untuk mencapai target eliminasi kasus yakni 65 per 100.000 penduduk pada tahun 2030.
Dengan demikian, meningkatkan infrastruktur untuk memiliki teknologi deteksi resistensi obat TB yang ekstensif sangatlah penting. Sebab, gejala TB RO tidak berbeda dengan TB biasa, mendeteksi pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan menjadi satu-satunya cara.
“Sebagai ahli dalam solusi genomik TB global, kami percaya kemitraan dengan Illumina akan mempercepat penyebaran global uji Deeplex Myc-TB kami, terutama untuk negara-negara yang paling membutuh,” kata CEO GenoScreen. André Tordeux.
Untuk diketahui, Teknologi Uji Deeplex Myc-TB Uji Deeplex Myc-TB yang dikembangkan dan diproduksi oleh GenoScreen sejak 2019 ini menggunakan pendekatan berbasis kultur bebas untuk mengidentifikasi mikobakteri TB dan lebih dari 100 spesies mikobakteri non-TB, serta untuk memprediksi resistensi terhadap 15 antibiotik, dalam 24 hingga 48 jam—secara langsung dari sampel pernapasan primer.
Aplikasi web Deeplex untuk analisis otomatis dari data sekuensing memungkinkan dokter untuk dengan
mudah menginterpretasikan hasil dan menentukan langkah selanjutnya. Menerapkan pengujian NGS juga akan bermanfaat bagi program TB nasional di seluruh dunia dengan menyediakan data surveilans penting tentang resistensi terhadap obat yang berbeda-informasi penting bagi negara-negara dengan tingkat kasus tinggi untuk memandu strategi pengendalian TB.