JawaPos.com – Tiga tahun dihajar pandemi Covid-19, pelan-pelan perekonomian Nasional mulai membaik. Yang juga paling merasakan hal ini adalah industri otomotif dalam neger yang sempat sangat terpuruk dua tahun terakhir gara-gara pandemi Covid-19.
Daya beli menurun, produksi melemah dan ekspor juga membuat industri otomotif Tanah Air lesu. Industri pendukung terkait juga merasakan dampaknya mulai dari suku cadang, sampai penyaluran kredit kendaraan bermotor ikutan melemah.
Untungnya pada 2022 lalu, gejala perbaikan mulai terlihat. Hal ini dibuktikan dengan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), emiten distributor kendaraan dan produsen pelumas yang mengklaim berhasil menutup laporan kinerja keuangannya di 2022 dengan kategori baik.
Perseroan meraup laba bersih Rp 662 miliar sepanjang 2022. Pencapaian tersebut naik 60,7 persen dibanding periode yang sama di 2021 yang ada di angka Rp 412 miliar. MPMX juga mencatatkan pertumbuhan pendapata sebesar tujuh persen Year on Year (YoY) mencapai Rp 12,7 triliun pada 2022.
Group Chief Executive Officer MPMX, Suwito Mawarwati, mengungkapkan kalau laba bersih tersebut didapatkan dari pertumbuhan bisnis distribusi, ritel dan aftermarket, transportasi, multi-finance, dan capital gain terkait strategi divestasi 49,9997 persen saham MPMX di bisnis transportasi (MPMRent).
“Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja dari seluruh entitas anak dan asosiasi kami yang stabil dan sangat positif meskipun dalam lingkungan ekonomi makro dan geopolitik yang kompleks, termasuk masih menghadapi dampak pandemi dan masalah pasokan komponen semikonduktor,” kata Suwito di Jakarta.
Segmen distribusi, ritel dan aftermarket kendaraan roda dua disebut mencatakan pertumbuhan pendapatan. MPMulia (distribusi) mengalami peningkatan pendapatan 7,5 persen dengan penjualan sepeda motor sebanyak 650.396 unit dan penjualan suku cadang yang mencapai Rp 1.237,9 miliar. MPMotor (penjualan ritel) mengalami peningkatan pendapatan sebesar 8,5 persen.
Di segmen asuransi, MPMInsurance memperoleh premi bruto Rp 763,2 miliar atau mencatat penurunan 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 781 miliar. Penurunan premi bruto terutama disebabkan oleh kebijakan manajemen untuk menghentikan produk Kredit Multiguna, Rangka Kapal, dan Rekayasa yang dinilai kurang menguntungkan. Sedangkan kendaraan bermotor dan properti tetap menjadi kontributor terbesar dengan kontribusi 69 persen dari total premi bruto.
Lini bisnis lainnya dari entitas asosiasi, bisnis transportasi MPMRent juga menunjukkan kinerja positif terutama karena unit sewa mobil yang lebih tinggi sebesar 11 persen yoy dan peningkatan marjin penjualan mobil bekas sembilan persen.