JawaPos.com – Pondok Pesantren Ora Aji yang dipimpin Gus Miftah kedatangan sejumlah orang dari pemuda Papua, Maluku, dan NTT, beberapa hari lalu. Di pondok pesantren yang terletak di kawasan Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta itu, mereka menggelar acara dialog santai terkait isu kebangsaan bersama Gus Miftah.
Mereka membicarakan masalah persaudaraan sesama anak bangsa, kemajemukan, persatuan, hingga keadilan sosial.
Dalam video diterima JawaPos.com, pernyataan Gus Miftah kerap membuat orang-orang dari Indonesia Timur itu tersenyum. Sebab, pernyataan pemilik nama lahir Miftah Maulana Habiburrahman itu memang sangat menyejukkan hati.
“Kalau orang Islam-nya baik, orang Katolik baik, orang Hindu baik, Buddha baik, Konghucu baik, Indonedia aman. Kenapa? Karena orang beda agama itu bukan musuh, tapi partner dalam kebaikan,” kata Gus Miftah.
Gus Miftah memahami negara besar seperti di Indonesia memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk menjaga persatuan dan persaudaraan kemanusiaan. Apalagi, kata Gus Miftah, Indonesia memiliki 17 ribu pulau lebih dan lebih dari 1.340 suku bangsa. Hal itu menjadi tantangan tersendiri dalam merawat persatuan.
“Di Papua saja ada 300 bahasa,” jelas Gus Miftah.
Dia kemudian menawarkan perspektif menarik untuk menjaga persatuan dan persaudaraan antar sesama anak bangsa. Gus Miftah mencontohkan, umat Islam harus memberikan perhargaan terhadap orang lain yang beragama berbeda. Penghargaan ini harus menjadi cara pandang atau cara berpikir.
“Bagaimana dengan babi, itu kan najis? Bagi saya, menghilangkan najis jauh lebih gampang daripada menyakiti kawan kita,” katanya yang membuat tamu-tamunya tersenyum.
Salah satu dari mereka juga mempertanyakan terkait masalah keadilan sosial untuk orang-orang Indonesia Timur. Gus Miftah pun memberikan jawaban atas apa yang diamatinya.
“Sila kelima memang terkadang menjadi problem, keadilan sosial. Tapi saya melihat presiden Jokowi memberikan perhatian lebih kepada Papua. Saya katakan memang tidak ada gading yang tak retak. Tapi saya melihat apa yang diikhtiarkan Presiden Jokowo jauh lebih bagus dan menghargai kawan-kawan di Papua,” paparnya.