JawaPos.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus menggelar Kampanye Sadar Wisata 5.0. Progran ini sebagai stimulasi terhadap desa wisata mengenali potensi dan keunikan masing-masing.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Martini M. Paham mengatakan, desa wisata didorong untuk menggali potensi yang ikonik dan menarik dari produk-produk wisata yang dimiliki.
“Desa wisata membutuhkan branding, di antaranya dengan cara mengangkat keunikan lokal,” kata Martini kepada wartawan, Sabtu (25/3).
Sementara itu, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf, Florida Pardosi saat membuka Kampanye Sadar Wisata 5.0 di Kabupaten Toba, Sumatera Utara meminta warga untuk menghidupkan kembali spirit masyarakat Batak. Yakni selalu memberikan yang terbaik kepada tamu, dalam hal ini, wisatawan yang datang.
“Anggap semua tamu itu tulang. Kita sudah mampu selalu ingin memberikan yang terbaik buat tamu. Dalam budaya dan adat kita sudah terbiasa seperti itu. Jadi berikan yang terbaik,” ucap Florida.
Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno menambahkan, jajarannya akan terus melakukan peningkatan desa wisata. Seperti penyiapan SDM profesional.
“Melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), Kemenparekraf berkomitmen mengambil peran untuk mendukung peningkatan dan penyiapan SDM andal dan profesional di bidang parekraf, diantaranya melalui pelatihan bagi para pelaku pariwisata dari desa-desa wisata,” kata Sandiaga.
Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 telah berjalan sejak tahun 2022 lalu di 65 desa wisata. Tahun ini program dilanjutkan dengan 90 desa wisata tambahan di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas meliputi, Danau Toba, Borobudur Jogjakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi. Terdekat, tahapan Sosialisasi Sadar Wisata digelar di desa-desa wisata di wilayah penyangga sekitar Danau Toba, yaitu Desa Parparean I dan Sigapiton di Kabupaten Toba serta Desa Pangambatan dan Dokan di Kabupaten Karo.
Sebanyak 18 desa wisata dari 5 kabupaten penyangga yang ada di sekitar wilayah Danau Toba menghadiri acara yang bertujuan mempertemukan para penggerak pariwisata, aparat desa wisata dengan sejumlah stakeholder yang diharapkan berperan dalam pengembangan pariwisata secara mandiri.
Para perwakilan desa wisata ini memaparkan rencana program pengembangan desa wisata yang terdiri dari program jangka pendek dan jangka panjang untuk mendorong peningkatan pariwisata di daerah masing-masing. M. Imron H. Tavadjo, local champion Desa Lumban Silintong, Kabupaten Toba mengatakan, sebagai hasil pelatihan, desanya tergerak untuk membuka pantai sebagai salah satu daya tarik wisata.
“Tadinya desa kami belum memiliki pantai. Dengan adanya pelatihan dari Kampanye Sadar Wisata 5.0, kami punya gagasan membuka pantai Lumban Silintong, bersamaan dengan adanya event F1 Power Boat beberapa waktu lalu. Pantai ini awalnya semua rawa-rawa,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Winda Purnama Sari, dari Desa Tongging, Kabupaten Karo. Menurutnya para pemuda desanya semakin tergerak untuk mendorong peningkatan perekonomian desa melalui sektor pariwisata, khususnya setelah dibentuknya Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis.
“Melalui bekal pelatihan dari Kemenparekraf, Desa Wisata Tongging melahirkan Gisitales untuk menjadi wadah sanggar tari yang mengangkat budaya khas Tongging. Setelah terbentuk pada 2022, kami sudah dua kali menjadi tuan rumah event nasional Karo Music Camp,” tandasnya.