JawaPos.com–Ribuan warga dari berbagai daerah di Blitar dan sekitarnya mengikuti salat tarawih gerakan cepat di Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam KH Dliya’uddin Azzamzami Zubaidi mengatakan, kegiatan salat tarawih dengan gerakan cepat itu telah menjadi tradisi Pesantren Mambaul Hikam Blitar selama satu abad lebih.
”Dahulu umat banyak yang menjadi pekerja. Mereka bekerja dari pagi sampai sore, sehingga saat malam mengikuti salat tarawih yang lama mereka tidak mampu. Akhirnya dicarikan solusi dengan salat tarawih cepat,” kata KH Dliya’uddin Azzamzami Zubaidi seperti dilansir dari Antara di Blitar.
Dia mengatakan, kegiatan salat tarawih cepat dilakukan tanpa mengurangi nilai salat dan tidak melanggar.
”Seperti yang kami laksanakan bersama, membaca Al Fatihah juga lengkap, membaca surat, tumakninah juga terpenuhi,” kata Gus Dliya’, sapaan akrab KH Dliya’uddin Azzamzami Zubaidi.
Udin, salah seorang jamaah yang ikut salat tarawih gerakan cepat mengaku selalu ikut salat tarawih di pesantren tersebut. Mulai masih muda hingga kini. Dia merasa tidak capek dengan salat tarawih gerakan cepat.
”Setiap Ramadan, sepanjang saya tidak ada halangan selalu salat tarawih di pesantren ini. Dari kecil sampai sekarang saya punya anak, tetap di sini,” kata Udin.
Sejarah salat tarawih gerakan cepat itu dilakukan pendiri Pondok Pesantren Mambaul Hikam yakni KH Abdul Ghofoer sekitar 1907. Salat gerakan cepat di pesantren itu dilakukan hanya untuk salat tarawih dan salat witir saja sejumlah 23 rakaat. Sedangkan, salat lima waktu gerakannya tidak cepat.
Ribuan jamaah selalu hadir mengikuti salat tarawih gerakan cepat ini. Mereka dari berbagai daerah, ada yang warga sekitar namun juga banyak warga dari luar kota yang sengaja ikut salat tarawih gerakan cepat.
Jamaah sudah memenuhi area masjid di pesantren yang digunakan untuk salat berjamaah setelah buka bersama. Mereka khawatir ketinggalan salat tarawih berjamaah.