JawaPos.com – Kelompok ISIS memiliki kehadiran yang lebih kuat di Afghanistan dibanding tahun sebelumnya. Ini menyusul mundurnya pasukan Amerika Serikat pada Agustus 2021 menurut salah satu jenderal AS untuk Timur Tengah, Kamis (23/3).
Berbicara di hadapan Komite Angkatan Bersenjata DPR, komandan Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Michael ‘Erik’ Kurilla mengatakan bahwa sekarang ISIS lebih kuat di Afghanistan.
“Apakah kita sedang melihat kerja sama dengan ISIS di Afghanistan dan elemen lainnya, seperti di Syria dan Eropa?” tanya anggota Kongres dari Partai Republik Mike Waltz kepada Kurilla.
“ISIS adalah organisasi global. Mereka memiliki organisasi yang disebut kantor Al-Siddiq yang bertanggung jawab atas semua ISIS dari Kazakhstan, Afghanistan, Pakistan, India hingga Indonesia,” kata Kurilla.
“Mereka seringkali berkomunikasi dengan ketua ISIS, afiliasi global,” katanya.
Mengenai ancaman dari Iran, Kurilla mengatakan bahwa pasukan AS sudah 78 kali diserang Iran sejak Januari 2021.
“Mereka menggunakan proksi Iran, baik UAV (pesawat nirawak) atau roket, untuk bisa menyerang pasukan kami di Irak atau Syria,” kata Kurilla.
Menjawab pertanyaan apakah serangan ini dianggap sebagai aksi perang, Kurilla menekankan bahwa serangan-serangan itu dilakukan proksi Iran.
Seperti diketahui, AS menyelesaikan penarikan tentaranya dari Afghanistan pada Agustus 2021 silam untuk mengakhiri perang selama 20 tahun yang berujung pada kembalinya Taliban ke puncak kekuasaan di negara itu. AS dan sekutunya di NATO dipaksa keluar dengan tergesa-gesa.
Proses evakuasi berlangsung kacau dan mereka meninggalkan ribuan warga Afghanistan yang pernah membantu mereka dan layak untuk dievakuasi. Taliban merayakan kepergian tentara AS dengan tembakan di Kabul.
“Sekarang, kehadiran militer kami selama 20 tahun di Afghanistan telah berakhir,” kata Presiden Joe Biden.
Keputusan untuk menarik semua pasukan pada 31 Agustus 2021 telah menuai kritik tajam dari berbagai pihak atas penanganan Afghanistan sejak Taliban mengambil alih Kabul awal Agustus 2021.