SAAT Ramadan, berbuka puasa bersama keluarga jadi momen yang paling dinanti. Bagi Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani, itu terasa istimewa karena dirinya harus tinggal terpisah dari keluarga dengan alasan tugas di Jakarta.
”Sebenarnya yang paling dikangenin itu adalah buka dengan keluarga. Karena saya sekarang di sini tinggal sendiri, keluarga di Solo,” ungkapnya.
Momen tersebut kian spesial lantaran dirinya bisa membersamai anaknya yang juga menjalankan ibadah puasa. Nunuk memiliki seorang putri yang berkebutuhan khusus. Sang anak mengidap down syndrome dengan level kematangan psikis 7 tahun.
”Tapi, dia puasa dan salat. Jadi, momen ketika dia buka puasa, nunggu saat-saat beduk, itu yang sangat luar biasa,” papar guru besar Universitas Sebelas Maret (UNS) tersebut.