HOAX lama terkait Ramadan bersemi kembali. Misalnya, kabar yang dibagikan akun Facebook tentang kurma impor asal Israel. Informasi itu mencatut dosen UIN Antasari Banjarmasin. Juga menyertakan 14 merek kurma tersebut.
’’Jangan Dibeli. Dr. Anang Saifuddin, MA Dosen UIN Antasari Bjm. Inilah Daftar Merk Kurma Import Asal Israel. Negara Ini Membunuh Kaum Muslimin,’’ tulis akun Facebook Anne Rahmawati Sahari beberapa hari lalu.
Akun itu juga mengimbau agar tidak membeli kurma dengan merek yang disebutkan dalam daftar. Sebab, kurma tersebut diproduksi Israel (s.id/KurmaIsrael).
Berdasar penelusuran, pesan itu sudah viral pada 2018. Narasinya tak jauh berbeda. Bahkan, beberapa media kredibel telah mengklarifikasi informasi tersebut.
Portal resmi uin-antasari.ac.id mengulas bahwa informasi itu beredar sejak lima tahun lalu dan dipastikan hoaks. Di UIN Antasari Banjarmasin, ada dosen bernama Saifudin Ahmad Husein.
Dia merupakan pakar linguistik lulusan magister dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat. Dosen itu pun mengaku tak pernah membuat pernyataan terkait kurma dari Israel. Anda dapat membacanya di s.id/CatutNamaDosen.
Penelusuran lain terkait boikot kurma produk Israel ternyata memang ada. Hal itu diulas oleh portal berita The New Arab yang berbasis di London.
Ulasan yang terbit pada 27 Februari 2023 itu menjelaskan seruan kelompok Friends of Al-Aqsa yang berbasis di Inggris. Mereka mendesak umat Islam untuk tidak berbuka puasa dengan kurma ’’rasa apartheid’’.
Jenis kurma yang diproduksi Israel adalah kurma Medjool. Israel menjadi produsen terbesar di dunia dan mengekspor lebih dari 50 persen produknya ke Eropa, menurut FoA. Sebagian besar kurma itu ditanam di permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki. Anda dapat membacanya di s.id/RatuKurma.
FAKTA
UIN Antasari Banjarmasin memastikan dosennya tak membuat pernyataan larangan tentang konsumsi kurma Israel.