JawaPos.com–Sekitar 560 juta jiwa penduduk yang tersebar di 15 provinsi dan kota setingkat provinsi di wilayah Tiongkok utara terdampak badai pasir. Kondisi itu terjadi pada 19 hingga 22 Maret.
Badai pasir yang terjadi selama tiga hari itu cakupannya lebih luas dengan intensitas lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, demikian pernyataan Badan Kehutanan Nasional Tiongkok (CNFGA) kepada pers di Beijing seperti dilansir dari Antara.
Badan tersebut mencatat 15 provinsi yang dilanda badai pasir adalah Xinjiang, Gansu, Qinghai, Mongolia Dalam, Ningxia, Shaanxi, Shanxi, Henan, Hebei, Heilongjiang, Liaoning, Jilin, Beijing, Tianjin, dan Shandong. Total area terdampak mencapai 3,62 juta kilometer persegi yang dihuni sekitar 560 juta jiwa penduduk.
Pusat Pemantauan Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing mencatat, sekitar 1.400 mikrogram per meter kubik partikel pasir dan debu menyelimuti seluruh wilayah ibu kota pada Rabu (22/3) pukul 08.00 waktu setempat (07.00 WIB).
Kualitas udara di lebih dari 60 kota pada Rabu (22/3) pagi telah mencapai level terburuk akibat badai tersebut. Warga Beijing dan sekitarnya diimbau tidak keluar rumah karena buruknya kualitas udara tersebut.
Badai pasir pada Maret disebabkan beberapa faktor. Di antaranya embusan angin kencang akibat cuaca dingin, temperatur yang lebih tinggi, dan buruknya vegetasi di wilayah selatan Mongolia dan wilayah utara Tiongkok. Hal tersebut sebagai dampak dari rendahnya curah hujan, sebagaimana dilaporkan media arus utama Tiongkok, Jumat (24/3).