JawaPos.com–Aksi Israel yang terus menyerang tanah Palestina semakin memperkuat tekad PDI Perjuangan Kota Surabaya menolak kehadiran Israel pada ajang Piala Dunia U-20. Agenda FIFA itu akan berlangsung pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Surabaya menjadi salah satu kota yang diseleksi sebagai tuan rumah perhelatan dunia tersebut.
”Kemarin kita membaca berita bagaimana Israel melakukan serangan dengan melemparkan gas air mata ke rumah sakit di Ramallah, Palestina. Sebuah aksi kejam yang melanggar prinsip kemanusiaan,” ujar Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono, Kamis (23/3).
”Saat umat muslim menyambut Ramadan, justru Israel melakukan serangan ke Tepi Barat, Palestina. Untuk kesekian kali, Israel tidak menunjukkan penghormatan kepada bangsa Palestina. Kita bangsa Indonesia harus bersuara keras menentang aksi biadab itu,” tegas Adi yang juga ketua DPRD Surabaya.
Dalam berbagai berita dari media, disebutkan bahwa Israel menyerang Tepi Barat dan menangkap 28 warga Palestina pada Rabu (22/3). Israel juga disebutkan melemparkan gas air mata ke arah rumah sakit di Ramallah, dan membahayakan para pasien termasuk bayi yang berada di inkubator.
Selama dua bulan terakhir, Israel juga intens menyerang Palestina. Di antaranya di Nablus pada Februari yang menewaskan warga sipil Palestina.
”Intensitas serangan Israel dalam upaya menganeksasi Palestina yang tak juga berhenti harus kita sikapi serius. Kita harus menolak kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Indonesia sebagai bentuk protes keras setiap upaya kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan Israel terhadap Palestina,” tegas Adi.
Adi mengatakan, kemanusiaan universal harus melandasi setiap aspek kehidupan, termasuk dalam penyelenggaraan ajang olahraga. Kemanusiaan universal itu antara lain harus mewujud dalam bentuk tak boleh ada penjajahan di muka bumi.
”Tak bisa ajang olahraga berdiri sendiri dengan mengabaikan pelanggaran kemanusiaan universal yang dilakukan perwakilan negara yang telah melanggar nilai-nilai kemanusiaan yang berlaku umum dalam kehidupan manusia. Kemanusiaan universal adalah prinsip. Ketika itu dilanggar, maka ajang olahraga harus menegaskan sikap berani melawan,” papar Adi.
Adi lantas mencontohkan bagaimana Bung Karno meletakkan prinsip kemanusiaan universal di atas segalanya. Demi melawan penjajahan Israel atas bangsa Palestina, Bung Karno melarang Timnas Indonesia bermain melawan Israel dalam kualifikasi Piala Dunia 1958. Bung Karno juga tidak memperkenankan Israel bermain pada Asian Games 1962 ketika Indonesia menjadi tuan rumah.
”Bagi Bung Karno, tidak bisa ajang olahraga melepaskan diri dari prinsip kemanusiaan universal. Sikap Bung Karno yang tegas akan selalu menempatkan bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel adalah sikap politik yang harus kita teruskan untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik,” ujar Adi Sutarwijono.