JawaPos.com – Hasil seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP) masuk perguruan tinggi negeri (PTN) diumumkan pada Selasa (28/3) pekan depan. Para peserta yang lolos diminta menyelesaikan tahapan hingga proses daftar ulang.
Ketua Pelaksana Eksekutif Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2023 Prof Budi P. Widyobroto menegaskan ketentuan peserta untuk daftar ulang tersebut.
Peserta yang diterima, tetapi tidak menuntaskan hingga proses daftar ulang atau tidak jadi diambil, akan dikenai sanksi. Peserta akan ditandai dan tidak diperbolehkan mendaftar seleksi masuk PTN selama dua tahun ke depan.
Langkah tegas itu dilakukan agar SNBP tidak dijadikan cadangan. Selain itu, kebijakan tersebut dapat memberikan kesempatan bagi siswa lain yang belum mendapat kursi kuliah. ”Setelah pengumuman nanti, yang diterima jalur SNBP juga otomatis akan ditandai agar tidak bisa mendaftar ke SNBT (seleksi nasional berdasarkan tes, Red),” ungkapnya.
Dia menjelaskan, peserta SNBT hanya diperbolehkan mengikuti ujian tertulis berbasis komputer (UTBK)-SNBT jika tidak lolos SNBP. Karena itu, mereka pun hanya diberi kesempatan mendaftar seusai pengumuman SNBP. Para peserta yang tidak lolos memiliki waktu dua minggu untuk mendaftar UTBK-SNBT. Yakni, mulai 28 Maret sampai 14 April 2023.
Pada UTBK-SNBT, kata dia, calon peserta punya jatah memilih dua program studi (prodi) di PTN tujuan. Yang spesial, dua prodi tersebut boleh berada di satu PTN yang sama dan tidak wajib berada satu daerah dengan SMA/SMK/MA asal.
Menariknya lagi, di SNBT akan ditawarkan sejumlah prodi yang sebelumnya tidak dibuka di SNBP. Misalnya, prodi ekonomi digital di Universitas Negeri Padang dan Prodi Kedokteran Universitas Bangka Belitung. ”Ada sekitar 15,” ujarnya.
Budi meminta calon peserta untuk betul-betul melihat dengan jeli prodi yang ditawarkan PTN. Tahun ini ada 76 PTN. Di dalamnya terdapat 21 PTN berbadan hukum yang terlibat dalam SNPMB. Kemudian, 43 politeknik negeri, termasuk 18 PTKIN. Untuk detail PTN dan prodi tersebut, calon peserta disarankan membuka laman resmi SNPMB.
”Ada penjelasan PTN-nya mana saja, daya tampung berapa, prodinya apa saja. Termasuk perbandingan jumlah pendaftar dan yang diterima. Ini bisa dipakai untuk gambaran tingkat kompetensi seperti apa,” paparnya.
Selain itu, Budi mengingatkan, saat memilih pusat lokasi UTBK-SNBT, calon peserta tak harus memilih PTN yang menjadi tujuan kuliah. Sebab, tes di PTN yang dituju tak lantas memberikan kesempatan lebih bagi calon peserta untuk diterima.
Dia mencontohkan, ketika ingin masuk ITS, calon peserta tak perlu memilih lokasi UTBK di ITS. Bisa di pusat UTBK terdekat dari lokasi tempat tinggalnya.
Sementara itu, seleksi mahasiswa baru juga diadakan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Koordinator Pokja Humas Panitia Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) PTKIN Mukhamad Rikza Chammami menyatakan, jumlah pelamar PTKIN setiap tahun terus mengalami peningkatan.
Saat ini, pada PMB PTKIN, berlangsung seleksi prestasi akademik nasional (SPAN). Seleksi jalur itu menggunakan sistem penilaian prestasi pelamar. Salah satunya dilakukan dengan menilai rapor peserta didik. ”Tercatat, 176.413 siswa melakukan finalisasi pendaftaran oleh sekolah pada 2023 ini,” katanya.
Selain jalur SPAN, seleksi masuk dibuka lewat jalur ujian masuk (UM-PTKIN). Seleksi jalur itu menerapkan sistem ujian atau tes berbasis komputer.
Dia menyebutkan, tahun ini total kuota mahasiswa baru di seluruh PTKIN mencapai 177.135 kursi. Kuota tersebut terbagi 33 persen untuk jalur SPAN-PTKIN. Kemudian, 44 persen untuk jalur UM-PTKIN. Sisanya, maksimal 20 persen, untuk jalur mandiri. ”Saat ini seleksi yang proses penilaian adalah jalur SPAN-PTKIN,” jelasnya.
Hasil seleksi akan diumumkan pada 3 April. Sementara itu, penerimaan jalur UM-PTKIN diselenggarakan pada 10 April–15 Mei.