JawaPos.com – Bagi para pekerja kreatif, pekerja seni, masalah yang sering kali mereka hadapi adalah isu terkait hak cipta atau copyright. Pembajakan dan plagiasi menjadi masalah bagi mereka yang berdampak langsung pada pendapatan mereka.
Concerned dengan isu tersebut, Adobe, raksasa perangkat lunak yang bergerak di berbagai bidang kreatif telah memasukkan AI atau Artificial Intelligence ke dalam perangkat lunak populer seperti Adobe Photoshop dan Adobe Illustrator, mempercepat proses pembuatan gambar dan efek teks.
Kreator yang karyanya digunakan oleh alat ini akan diberi kompensasi. Berkolaborasi dengan Nvidia, kedua perusahaan teknologi ini meluncurkan “Picasso”, sebuah layanan yang menggunakan AI untuk membuat gambar, video, dan aplikasi 3D berdasarkan deskripsi teks.
Nvidia melatih Picasso pada gambar yang dilisensikan dari Getty Images, Shutterstock, dan Adobe, dengan rencana membayar royalti. Dan seperti sudah disinggung di atas, perkembangan ini merupakan tonggak penting dalam perdebatan yang sedang berlangsung antara pemegang hak cipta dan teknologi baru.
Teknologi pembuatan gambar sering dilatih pada miliaran gambar, tetapi legalitas penggunaan ini tidak selalu terbukti. Getty Images menggugat Stability AI awal tahun ini karena menyalin lebih dari 12 juta gambar mereka tanpa izin.
“Adobe dan Nvidia memiliki sejarah panjang dalam bekerja sama secara erat untuk memajukan teknologi kreativitas dan pemasaran. Kami senang dapat bermitra dengan mereka dalam cara agar AI generatif dapat memberi pelanggan kami lebih banyak pilihan kreatif, mempercepat pekerjaan mereka, dan membantu menskalakan produksi konten,” kata Scott Belsky, Chief Strategy Officer and EVP, Design and Emerging Products, Adobe dilansir dari laman resmi Nvidia.
CEO Getty Images Craig Peters memuji kolaborasi dengan Nvidia sebagai bukti pengembangan AI yang bertanggung jawab dan sifat unik konten Getty Images. Peters menekankan pentingnya menggunakan data yang diizinkan, visual, dan menghormati privasi individu.
Fitur AI-enhanced Adobe yakni “Firefly” juga memungkinkan pengguna untuk menghasilkan gambar, ilustrasi, atau video menggunakan deskripsi tekstual. Karena AI telah dilatih pada gambar Adobe Stock, konten berlisensi terbuka, dan konten lama dengan hak cipta yang kedaluwarsa, kreasi yang dihasilkan aman untuk penggunaan komersial.
Adobe juga mendukung tag “jangan latih” universal, yang memungkinkan fotografer meminta agar konten mereka tidak digunakan dalam model pelatihan. Ely Greenfield dari Adobe juga menekankan pentingnya membuat sistem ramah kreator.
Jika pengguna meminta gambar dengan gaya artis tertentu, sistem tidak akan meniru gaya tersebut tetapi menawarkan kesempatan kepada artis untuk menjual hak untuk menggunakan gaya mereka.
“Generative AI menyediakan alat baru yang kuat untuk memberdayakan kreativitas yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan alat Nvidia Picasso dan Adobe seperti Creative Cloud, kami akan dapat membawa kemampuan transformasi AI generatif ke perusahaan untuk membantu mereka mengeksplorasi lebih banyak ide untuk menghasilkan dan menskalakan konten kreatif dan pengalaman digital yang luar biasa secara efisien,” terang Greg Estes, VP, Corporate Marketing and Developer Programs, Nvidia.
Sebagai informasi, generator gambar AI Picasso Nvidia adalah bagian dari rangkaian produk cloud bertenaga AI yang diperkenalkan di GTC Developer Conference. Greg Estes dari Nvidia mencatat pentingnya bekerja sama dengan mitra seperti Getty untuk memastikan bahwa gambar yang dihasilkan memiliki sumber yang jelas.