JawaPos.com – Industri properti mendapatkan angin segar tahun ini. Pengembang mencatat bahwa investor kakap mulai kembali bermain. Pelaku usaha pun melakukan ekspansi untuk menangkap kesempatan tersebut.
Direktur Marketing Pakuwon Group Sutandi Purnomosidi menjelaskan, tren properti di Surabaya dan sekitarnya tahun ini menunjukkan hal yang menarik. Pasalnya, produk yang sedang “panas” terjual merupakan segmen menengah ke atas.
“Baru saja kami coba menawarkan 26 rumah dengan rentang harga Rp 8 miliar–Rp 18 miliar. Ini belum launching resmi, sudah laku lebih dari 50 persen,” katanya di Surabaya Rabu (22/3).
Kondisi itu membuat kinerja penjualan perusahaan makin positif. Pada periode Januari hingga Februari, perseroan sudah mencatat sales properti senilai Rp 250 miliar.
Secara jumlah unit, 80 persen datang dari penjualan apartemen. Namun, secara nilai, kontribusi rumah tapak mendominasi karena segmen menengah atas laku keras.
Guna menangkap kesempatan tersebut, Pakuwon melakukan ekspansi untuk hunian vertikal. Di Surabaya Barat, sudah disiapkan tiga menara. Bahkan, lanjut Suwandi, sudah ada konsumen yang mengincar apartemen dengan luas 500 hingga 1.000 meter persegi.
Pada kesempatan lain, General Manager CitraLand Vittorio Indra Purnama mengatakan, penjualan produk hunian vertikal tahun ini makin lancar di Surabaya. Faktor utamanya adalah seimbangnya aspek supply and demand.
“Tahun ini oversupply makin tipis. Banyak proyek yang terkena seleksi alam selama pandemi,” tuturnya.
Hal itulah yang menjadi dasar pengembang untuk melakukan ekspansi. Tahun ini pihaknya berencana memulai penjualan tower dua.
“Kami juga akan memulai proyek pembangunan pusat perbelanjaan,” ujarnya.