JawaPos.com – Lifter +71 kg putri Indonesia Nurul Akmal harus menyesuaikan program latihan yang berbarengan dengan ibadah puasa Ramadan.
’’Puasa tetap insya Allah. Cuma dikondisikan dengan beban angkatannya,’’ kata Nurul saat ditemui di Mes Kwini, Jakarta.
’’Latihannya tetap rutin, puasa juga berlatih, cuma dikondisikan saja. Yang penting rutin saja, agar di SEA Games nanti bisa bertahan,’’ bebernya.
Nurul bertekad tetap berpuasa saat latihan dan tetap melahap porsi latihan yang sudah disiapkan. ’’Pengurangan tidak ada. Mungkin jamnya jadi lebih cepat atau mundur,’’ kata lifter 29 tahun tersebut.
Pada SEA Games edisi lalu, Nurul menyabet medali perak dengan catatan 252 kg. Nurul jauh di bawah lifter Thailand yang meraih medali emas atas nama Duangaksorn Chaidee (279 kg).
Lantas, bagaimana di edisi kali ini? ’’Yang penting medali sih, mau perak, emas, atau perunggu. Insya Allah medal. Kan Allah enggak tidur, pasti melihat kerja keras kita. Insya Allah, mohon doanya saja,’’ tegas perempuan asal Aceh tersebut.
Meski level Asia Tenggara, Nurul tetap ingin menjaga peak performance. Sebab, tahun ini dia disiapkan untuk mengikuti beberapa Race to Olympic.
’’Tantangan sih enggak ada, paling latihan ada sedikit sakit tapi langsung diterapi. Karena menuju SEA Games ini kan harus betul-betul on fire, sekalian menuju Olimpiade,’’ ujarnya.
Salah satu event Race to Olympic yang bakal diikutinya adalah Kejuaraan Dunia Angkat Besi (WWC) 2023. Ajang tersebut berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, September mendatang.
’’Persiapannya sudah dari sekarang. Target di kejuaraan dunia adalah untuk memperbaiki posisi untuk Olimpiade,” katanya.
Atlet senior lainnya, Eko Yuli Irawan, juga berencana tetap menjalani puasa. Menurut lifter 61 kg itu, pelatih tidak memaksa terkait atletnya puasa atau tidak.
’’Yang pasti, program terus berjalan. Kalau saya sendiri, (puasa) kan cuma beda jam makan. Kalau multivitaminnya diminum juga pasti semuanya akan berjalan lancar,” beber Eko.