JawaPos.com–Beberapa waktu lalu, dunia kesehatan digemparkan dengan kasus ginjal akut kronis yang menyerang anak-anak. Penyebabnya diduga dari pemberian obat sirup.

”BPOM melakukan evaluasi dalam mengeluarkan izin obat, banyak dasar yang digunakan baik yang berlaku secara nasional maupun internasional. Apa yang dilakukan BPOM merupakan best practice yang dilakukan secara internasional,” kata Plt Direktur Registrasi Obat BPOM Tri Asti Isnariani dalam dialog interaktif bertajuk Sirup Obat Aman untuk Anak secara hybrid.

Acara yang digelar Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi) itu memaparkan beberapa pernyataan kesehatan dari berbagai sisi.

Dia menegaskan, BPOM selalu mengawasi secara ketat. perusahaan farmasi diminta untuk melakukan pengujian dan pembuktian sistem jaminan mutu. Setelah semua persyaratan terpenuhi, BPOM secara berkala merilis daftar obat-obatan yang aman.

”Sejak November hingga Januari, sekitar 616 obat sudah dinyatakan aman sepanjang digunakan sesuai aturan pakai,” imbuh dia.

Pengawasan Pemerintah Indonesia terhadap obat-obatan yang mengandung cemaran ethylene glycol (EG) – diethylene glycol (DEG) mendapatkan apresiasi dari WHO.

Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Ditjen Farmalkes Kemenkes Agusdini Banun Saptaningsih mengatakan, Kemenkes dan BPOM menyosialisasikan daftar obat yang aman. ”Di e-katalog, ada beberapa obat yang sudah tayang dan dinyatakan aman oleh BPOM,” ucap Agusdini Banun Saptaningsih.

”Kemenkes bekerja sama dengan BPOM dan pelaku usaha, untuk selalu menguji. Kemenkes menginginkan agar pelaku usaha menguji produk secara berkala,” imbuh Agusdini.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyebutkan, obat yang dinyatakan aman oleh Kemenkes dan BPOM, artinya aman dikonsumsi. ”Kalau dari Kemenkes dan BPOM menyatakan aman, kami percaya,” ungkap Piprim.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Noffendri Roestam mengungkapkan, obat-obatan yang diproduksi di Indonesia aman dikonsumsi.

Mendukung pernyataan Noffendri, Guru Besar Farmakologi ITB I Ketut Adnyana menegaskan, obat-obatan yang diproduksi sesuai ketentuan aman untuk dikonsumsi.

”Masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi obat. Masyarakat harus meningkatkan literasi kesehatan, sehingga bijak dan cerdaslah menggunakan obat. Kalau ada satu anggota keluarga kita memerlukan obat, harus didapatkan segera,” tutur Ketut.

By admin