JawaPos.com – Masjid Istiqlal memastikan sudah siap untuk menggelar salat tarawih, dalam menyambut Ramadan 1444 Hijriah. Bahkan, tidak ada pembatasan saf jamaah di Masjid Istiqlal.
“Pada dasarnya kita tidak melakukan pembatasan jamaah yang akan datang ke Masjid Istiqlal. Silakan jamaah hadir ke Istiqlal dengan mengikuti ketentuan-ketentuan, seperti menjaga keamanan dan kebersihan dengan memanfaatkan penitipan barang dan alas kaki di tempat yang disediakan,” kata Kepala Bagian (Kabag) SDM dan Humas Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) Ismail Cawidu dikonfirmasi, Rabu (22/3).
Ismail mengutarakan, belum ada pejabat negara yang mengonfirmasi hadir untuk melaksanakan ibadah salat tarawih di Masjid Istiqlal. Rencananya, jika 1 Ramadan ditetapkan pada malam ini, maka penceramahnya merupakan Imam Besar Istiqlal Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar MA
“Malam ini belum ada pejabat yang konfirmasi akan hadir. Kalau hasil sidang itsbat menetapkan awal Ramadan jadi malam ini, maka penceramah pertama langsung oleh Imam Besar Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA,” ucap Ismail.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Sidang Isbat penetapan awal Ramadan 1444 Hijriah, pada Rabu (22/3).
“Sidang Isbat Awal Ramadan akan kita laksanakan setiap 29 Syakban. Tahun ini, bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2023,” ucap Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib dalam keterangannya, Minggu (19/3).
“Rangkaian Sidang Isbat Awal Ramadan tahun ini masih digelar secara hybrid, atau gabungan antara daring dan luring,” imbuhnya.
Selain melibatkan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, pelaksanaan rangkaian sidang isbat juga mengundang Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, dan lainnya.
Adib menjelaskan, rangkaian pelaksanaan sidang isbat akan dibagi dalam tiga tahap. Pertama, seminar pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1444 H berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi. Pemaparan dilakukan Tim Hisab Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB dan terbuka untuk umum.
“Sesi seminar yang terbuka untuk umum inilah yang digelar secara hybrid karena kapasitas ruangan yang terbatas,” jelasnya.
Rangkaian kedua, kata Adib, yaitu pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1444 H. “Sesi ini akan dilaksanakan secara luring setelah Salat Magrib dan tertutup untuk umum,” ujarnya.
Selain data hisab, sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal yang akan dilaksanakan pada 123 lokasi di seluruh Indonesia. “Sesi terakhir adalah telekonferensi pers hasil sidang isbat yang akan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan media lainnya,” pungkas Adib.