JawaPos.com–Dua lifter angkat besi andalan Indonesia bakal kembali di-switch untuk menghadapi SEA Games Kamboja pada 5-17 Mei. Jika pada SEA Games Vietnam Rizki Juniansyah tampil di kelas 81 kg, SEA Games Kamboja bakal tampil di kelas 73 kg.
Hal itu berbanding terbalik dengan Rahmat Erwin Abdullah yang pada SEA Games Vietnam tampil di kelas 73 kg, kini disiapkan untuk ambil bagian di kelas 81 kg untuk SEA Games Kamboja.
Mohamad Yasin, pelatih sekaligus ayah Rizki menyatakan, akan memperbaiki hasil di SEA Games. Ya, pada edisi sebelumnya, Rizki hanya meraih medali perak dengan total angkatan 354 kg. Di bawah atlet Thailand Suepsuan Natthawut (355 kg).
Di persiapan yang kurang dari dua bulan, Yasin ingin sang anak bisa menjaga maintenance dan sudah menargetkan angkatan. ”Saya bilang, angkatan kamu harus sekian. Kalau angkat besi sudah kelihatan (terukur). Misal angkatan 300 masa sih kalah sama 280,” ujar Yasin saat diwawancarai JawaPos.
Perihal total angkatan, Yasin menargetkan, Rizki bisa mencapai 340 kg. Angka tersebut bisa untuk menyabet medali emas.
Pada edisi sebelumnya, Rahmat sukses meraih medali emas dengan total angkatan 345 kg. Jauh mengungguli atlet Thailand Anucha Doungsri (321 kg) dan Muhammad Erry Hidayat (316 kg).
”Nanti untuk persaingan saya rasa dari Thailand dan Vietnam,” papar Mohamad Yasin.
Sedangkan, Erwin Abdullah selaku ayah dan pelatih Rahmat Erwin menuturkan, tidak masalah sang anak dipindahkan ke kelas 81 kg. Sebab, sudah beberapa kali Rahmat tampil di kelas tersebut.
Erwin mengaku sudah memiliki strategi khusus agar edisi kali ini, Indonesia bisa meraih emas di nomor 81 kg.
”Bagaimana strateginya nanti kita lihat di sana,” tutur Erwin lantas tersenyum.
Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2023 Lexyndo Hakim menyatakan, pihaknya mengunjungi cabang olahraga untuk melihat langsung persiapan atlet. Untuk angkat besi tidak ragu karena kualitas atlet yang sudah mendunia dan tampil di level Olimpiade seperti Eko Yuli Irawan.
”Kami melihat bagaimana mereka latihan dan fasilitas apa yang teman-teman cabor miliki atau yang belum dimiliki dan itu bisa jadi perhatian kami,” ucap Lexyndo Hakim.
Disinggung soal anggaran Kemenpora, dia menyatakan, masih menunggu. ”Ya seharusnya jelas, tapi kami masih menunggu secara resmi jumlah kontingen, jumlah atlet yang dikirim termasuk berapa anggaran yang disiapkan Kemenpora, kami masih menunggu,” terang Lexyndo Hakim.
Menurut dia, CdM tidak memiliki tupoksi untuk menghitung anggaran. Sebab, pihaknya lebih memberi hospitality kepada atlet-atlet, ofisial, pelatih, agar nyaman bertanding.
”Tapi saya tambahkan saja ada tim review dari NOC dan dari Kemenpora, jadi koordinasi antar institusi tersebut yang akan menyusun gambaran awal sebelum diputuskan Kemenpora berapa fix anggaran yang akan dipersiapkan untuk keberangkatan ke Kamboja,” ujar Lexyndo Hakim.
Sekjen PB PABSI Djoko Pramono menambahkan, siap memberikan hasil terbaik. Dari total 12 atlet yang berangkat, semuanya memiliki peluang untuk merebut medali.
”Mudah-mudahan dipilihnya angkat besi tidak mengecewakan. Anak-anak sudah on fire, sudah siap,” papar Djoko.