JawaPos.com – Kualitas pelayanan jadi faktor penting dalam jaminan kesehatan. Tak terkecuali Kota Surabaya dengan 63 puskesmasnya. Menurut Wiwik Indah Lestari, warga Bringin, pelayanan Puskesmas Made mencakup banyak aspek. ’’Kan kelihatan dari orang-orangnya. Nakes responsif,’’ katanya Senin (20/3).
Dia mengungkapkan selama berobat di Puskesmas Made tidak dipungut biaya. Termasuk jasa dokter maupun perawat serta pelayanan tebus obat.
Disinggung soal akses menuju puskesmas, Wiwik berharap akses menuju puskesmas dapat dilintasi oleh transportasi publik. ’’Kan feeder sudah ada. Semoga aja bisa,’’ ungkapnya.
Yoandika Agusti Nur Huda, warga pendatang, mengaku cukup terbantu dengan proses pelayanan puskesmas di beberapa tempat .
Salah satunya di Puskesmas Wiyung. Meski warga pendatang, pihaknya tetap bisa berobat secara gratis. ’’Sejauh ini tanpa biaya,’’ ungkap lelaki indekos di sekitar Wiyung Babatan itu.
Warga Surabaya semakin nyaman berobat ke puskesmas. Hal itu didukung dengan meningkatnya pelayanan secara langsung. Meski begitu, masih ada beberapa catatan yang menjadi pekerjaan rumah, yaitu surat rujukan yang belum paperless.
Kepala Puskesmas Tanah Kali Kedinding Era Kartikawati mengatakan, 99 persen pasien yang berobat ke puskesmas sesuai dengan faskes pertamanya. Hanya ada 1 persen dari jumlah pasien yang tidak sesuai. ’’Kebanyakan yang tidak sesuai faskes di pelayanan USG,’’ terang Era kemarin (20/3).
Dalam sehari, puskesmas menerima 200 pasien yang biayanya di-cover oleh Pemkot Surabaya. Dari jumlah tersebut, mayoritas pasien mengeluhkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hipertensi, hingga diabetes. ’’Itu penyakit yang sering dikeluhkan,’’ terangnya.
Puskesmas tersebut menerima pasien rawat inap. Tersedia 15 bed yang dapat menampung pasien. Selain itu, dalam sehari rata-rata 40 pasien dirujuk ke beberapa rumah sakit tipe D, C, serta B. Pasien yang dirujuk membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Secara fasilitas, puskesmas tersebut memiliki ruang tunggu yang luas. Salah seorang pasien Qorrotu Ayunin mengatakan, pelayanan jauh lebih baik dibandingkan yang dulu. Tidak perlu menunggu waktu lama, wanita 24 tahun itu langsung ditangani di poli gigi. ’’Sudah daftar online dulu,’’ tambahnya.
Pemandangan berbeda terlihat di Puskesmas Morokrembangan. Meski memiliki ruang tunggu yang tidak luas, di beberapa titik telah dipasang kipas angin. Dengan demikian, para pasien yang antre tidak gerah saat menjelang siang. ’’Wis ora sumuk lah (sudah tidak gerah lagi),’’ ungkap salah seorang pasien Suwarti Senin (20/3).
PEMKOT TANGGUNG JAMINAN KESEHATAN
– Pemkot menganggarkan Rp 480 miliar untuk menanggung lebih dari 1,05 juta warga Surabaya.
– Warga yang berobat maupun mengakses layanan darurat cukup menunjukkan KTP Surabaya.
– BPJS Kesehatan memastikan tidak ada pembedaan layanan antara peserta BPJS Kesehatan dan pasien umum.
– Warga yang merasa ada biaya tambahan padahal sudah berstatus peserta BPJS Kesehatan diminta untuk mengonfirmasi lebih dulu.
– Hingga kini sudah ada 44 rumah sakit dan 300 faskes lain yang menjadi mitra BPJS Kesehatan.