JawaPos.com–Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X ingin mengurangi beban pengemudi becak kayuh di wilayah. Salah satunya dengan menambahkan tenaga penguat berupa motor penggerak listrik pada moda transportasi tradisional itu.
”Kami ingin mengurangi beban itu lebih ringan untuk genjotnya gitu karena ada motor penggerak yang membantu mengurangi beban tukangnya,” kata Sultan HB X seperti dilansir dari Antara di halaman Kompleks Kepatihan, Jogjakarta.
Menurut Sultan, modifikasi becak kayuh diperlukan menyesuaikan kondisi struktur kemiringan dan ketinggian jalan di kawasan perkotaan di DIJ. Jalur wisata dari Keraton Jogjakarta menuju Tugu Pal Putih terdapat perbedaan ketinggian yang cukup signifikan. Yakni sekitar 35 sampai 40 meter hanya dalam jarak 2 km saja.
Dengan ditambahkan dinamo pada becak, dia berharap kendati tetap dikayuh, akan jauh mengurangi beban tenaga para pengemudinya.
”Kalau itu (becak bertenaga penguat) bisa cocok untuk mereka, harapan saya ada perubahan, kalau sekarang kan ngayuh sampe sana sudah langsung keringatan,” ucap Sultan.
Meski telah lolos uji dari Tim Penguji Kelayakan Listrik, menurut Sultan, sejumlah purwarupa becak bertenaga penguat yang dihadirkan Dinas Perhubungan (Dishub) DIJ masih perlu penyempurnaan.
”Perlu diperbaiki karena bagi perempuan mungkin punya problem dengan terlalu pendek (jarak antara tempat kaki dan pembatasnya). Terus untuk orang yang tinggi juga itu jadi masalah. Kurang dalam sedikit gitu, terlalu pendek sepertinya jadi kalau ngerem mendadak khawatir juga kalau enggak pakai sabuk pengaman bisa tersungkur,” kata Sri Sultan.
Kepala Dishub DIJ Ni Made Dwi Panti Indrayanti menuturkan, becak bertenaga penguat yang dihadirkan di halaman Kepatihan, Jogjakarta itu proyek percontohan. Sebanyak 17 purwarupa becak bertenaga penguat yang dibuat Dinas Perhubungan DIJ bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Jogjakarta, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), dan Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Jogjakarta.
Selain telah diuji para ahli, Made memastikan, standar teknis becak kayu bertenaga penguat itu berpedoman pada SE Dirjen Perhubungan Darat. Pihaknya menargetkan becak tersebut dapat beroperasi pada 2024 disertai produksi masal sebanyak 50 unit becak bertenaga penguat dan charging station di Beskalan, Jogjakarta.
”Kami ingin melestarikan becak ya. Namun saat ini melihat pengayuh yang sudah renta, orang cenderung sungkan karena kasihan. Ini yang coba kami fasilitasi,” terang Ni Made Dwi Panti Indrayanti.