JawaPos.com – Pemanfaatan sumber daya gas alam terus didorong guna memberikan manfaat bagi pemenuhan dan kecukupan kebutuhan energi di masa depan. DPR RI mendorong dunia usaha untuk melakukan investasi dalam pengembangan industri panas bumi nasional.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno, optimistis masuknya investor, termasuk PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) yang fokus pada pengembangan industri panas bumi memiliki prospek yang bagus.
“Saya kira prospek bisnis yang dimiliki PGE cukup baik meskipun high risk dan high capital, tapi prospek bisnis EBT ke depan tinggi dan minat investor tinggi. Jadi prospeknya cerah ke depan,” kata Eddy di Gedung DPR Jakarta.
Eddy Soeparno mengakui, proyek PLTP yang digarap PGE memang butuh modal besar. Total investasi yang disiapkan perusahaan sebesar USD 1,6 miliar dalam lima tahun ke depan atau hingga 2027. Nilai ini setara Rp 24,2 triliun (kurs Rp 15.133 per dolar AS).
Menurutnyam langkah anak usaha PT Pertamina itu melantai di bursa saham alias Initial Public Offering (IPO) belum lama ini merupakan keputusan yang tepat. Sebab emiten berkode PGEO ini meraup dana jumbo sekitar Rp 9 triliun pada Februari 2023.
“Dengan IPO ini, sebagian besar untuk modal awal proyek, bisa dilaksanakan. Tinggal bagaimana PGE dan mitra bisa menjalankannya. Melihat tingginya minat EBT, saya kira PGE enggak akan kesulitan dapat partner, sehingga bank akan tertarik membiayai proyek PGE ke depannya,” ujar Eddy Soeparno.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi panas bumi di Tanah Air mencapai 23,7 GW. Dengan kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) sebesar 2.276 MW, pemanfaatan panas bumi di Indonesia juga menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat (AS).