JawaPos.com–Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak melepas arak-arakan Ogoh-Ogoh jelang perayaan Nyepi Tahun 1945 Saka pada Selasa (21/3) di Pura Sasana Siwa Murti, Tosari, Pasuruan.
Lebih dari 24 Ogoh-Ogoh diarak dari berbagai desa dan dipusatkan di Tosari, Pasuruan. ”Kami mengapresiasi ini merupakan bentuk kebersamaan dan kreativitas tentu dengan niat yang tulus dari umat Hindu,” sebut Emil.
Emil mengagumi toleransi beragama yang begitu kental di daerah Tosari, Pasuruan. Warga umat Hindu hidup berdampingan dengan umat agama lain yang sukarela turut membatasi kegiatan harian mereka bahkan membatasi pemakaian listrik.
”Kami mengapresiasi toleransi di Tosari ini, kerukunan umat beragama yang baik, saling mendukung kegiatan keagamaan luar biasa,” ungkap Emil.
Mantan Bupati Trenggalek itu menyebutkan, wilayah Tosari, Pasuruan, adalah wilayah Bhinneka Tunggal Ika. Apalagi, keramahan masyarakat membuat wilayah itu terbuka untuk wisatawan.
”Di sini terdapat keharmonisan hubungan dengan Tuhan, sesama, alam semesta, dan lingkungan hidup,” tutur Emil.
Wagub Jatim menyoroti potensi pariwisata Tosari, Pasuruan. Daerah itu disebut akan menjadi pusat dari Tengger Cultural Festival dan Tengger Cultural Center. Sebab, banyak masyarakat Suku Tengger di sana dan lokasinya yang dekat dengan Bromo.
Tengger Cultural Center, lanjut Emil, akan menjadi lokasi wisata budaya berisi berbagai peninggalan kebudayaan Suku Tengger. Mulai barang hingga miniatur rumah asli Suku Tengger.
”Tengger Cultural Festival dan Tengger Cultural Center ini akan mendorong dan mewujudkan budaya Suku Tengger sebagi salah satu warisan budaya dunia,” tegas Emil.
Dia berharap Tengger Cultural Festival dan Tengger Cultural Center dapat memberikan alternatif wisata baru kepada wilayah Gunung Bromo yang kapasitasnya sudah sangat terbatas.
”Tantangan yang kita hadapi di Bromo adalah keterbatasan kapasitas. Semua selalu mencari sunrise di Penanjakan dan lautan pasir. Ini harus dikembangkan untuk menambah alternatif, kami sepakat dengan apa yang disampaikan Bapak Irawan, ketua PHDI Pasuruan bagaimana caranya kalau orang ke Bromo ingat Tosari,” papar Emil.
Salah satu yang bisa ditindaklanjuti, menurut Emil, adalah dimudahkannya akses jalan menuju Tosari. ”Saya dapat PR dari Bapak Irawan untuk memperbaiki sekaligus menambah jalan provinsinya, ini kita lakukan secara bertahap,” jelas Emil.
Dia menambahkan, pawai Ogoh-Ogoh dapat menjadi pemantik awal bagi minat wisatawan ke Tosari, Pasuruan. Sehingga lebih banyak wisatawan akan terus berdatangan ke Tosari dan membangun animo bagi Tengger Cultural Festival dan Tengger Cultural Center.
”Pariwisata itu didasarkan pada tiga dasar yaitu destination, origin, dan time. Acara seperti ini adalah momen alami yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan membangun animo lebih besar untuk pengembangan ke depannya,” ucap Emil Elestianto Dardak.
”Kepada umat Hindu, kami ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan karunia-Nya,” tambah Emil.