JawaPos.com – Investasi di Surabaya terus bergeliat sepanjang 2022. Total angka investasi yang masuk mencapai Rp 34,90 triliun. Selain penanaman modal dalam negeri (PMDN), Surabaya juga mencatat investor asing dengan nilai yang cukup tinggi.
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Surabaya mencatat ada kenaikan 19,45 persen investasi di Surabaya dibandingkan 2021. Itu lompatan yang cukup besar di tengah setahun masa pemulihan ekonomi.
Investor luar negeri juga belum melupakan Surabaya dari target utama mereka. Pada 2022, investasi asing yang masuk mencapai Rp 2,52 triliun. Nilai itu terealisasi melalui 339 proyek yang berjalan di Surabaya.
’’Catatan kami bidang usaha listrik, gas, dan air yang paling besar nilainya. Meskipun hanya dua proyek, angka investasinya mencapai Rp 1,03 triliun,’’ ujar Kepala DPMPTSP Surabaya Dewi Soeriyawati.
Persebaran investasinya pun merata. Paling besar lokasinya di Kecamatan Benowo. Diikuti wilayah lain seperti Wiyung, Genteng, Wonocolo, dan Wonokromo.
’’Sedangkan negara investor paling besar adalah Singapura. Kemudian, diikuti Belanda, Tiongkok, Jepang, dan Malaysia,’’ paparnya.
PMDN juga menunjukkan performa yang tinggi. Dari keseluruhan jumlah investasi, PMDN masih memegang lebih dari 70 persen. Jumlah itu didominasi sektor properti.
Tahun ini kinerja investasi pun terus digenjot. DPMPTSP sudah menyiapkan banyak langkah untuk memasarkan Surabaya menjadi destinasi investasi yang lebih diminati. Baik pemodal dalam maupun luar negeri.
Salah satu sektor yang menunjukkan perkembangan positif adalah sektor kesehatan. Di antaranya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur yang dibangun Pemkot Surabaya. Nilai investasinya mencapai lebih dari Rp 150 miliar. Groundbreaking bakal dilakukan pada 2023.
Selanjutnya adalah rumah sakit kelas internasional yang dibangun Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Lokasinya menempati bekas Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI). Faskes tersebut memiliki spesialisasi untuk otak, jantung, dan kanker. Kini proses pengerjaan tengah berlangsung.
Rumah sakit tersebut bakal menjadi faskes yang melayani Indonesia Tengah dan Timur. Kemampuannya diklaim akan memiliki standar yang sama dengan luar negeri.
’’Lainnya dari swasta. Ada rumah sakit Universitas Surabaya yang sudah mulai berjalan. Ada juga yang masih dalam tahap FS, investornya dari Ciputra,’’ ujar Koordinator Bidang Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Hefli Syarifuddin.
Jika iklim investasi seperti itu sudah terbentuk, Surabaya memiliki power yang tidak ada di daerah lain. Hefli mencontohkan soal pasokan listrik. Sepanjang tahun listrik tidak pernah off. Cadangan pembangkit khusus pun dimiliki Surabaya berupa pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS).
Dia menyatakan, bertambahnya fasilitas kesehatan di Surabaya berarti membuka peluang metropolis menjadi medical city. Artinya, mampu mengakomodasi kebutuhan faskes masyarakat. Bonusnya, muncul medical tourism yang turut ramai.
’’Orang tidak perlu lagi berbicara pengobatan di luar negeri. Fasilitas di sini sudah lengkap. Apalagi yang dibangun mengarah ke spesialisasi kasus kesehatan khusus,’’ katanya. (gal/c6/git)
—
PENANAMAN MODAL DI SURABAYA
– Realisasi investasi Surabaya pada 2022 sebesar Rp 34,9 triliun.
– Selain situasi pandemi yang kondusif, kemudahan perizinan menjadi faktor pendukung lain.
– Pemkot menargetkan capaian yang lebih tinggi tahun ini.
– Upaya promosi terus dilakukan seperti melalui forum bisnis hingga pameran investasi.
– Sektor properti hingga kesehatan menjadi peluang bagi Surabaya dilirik investor.