JawaPos.com – Suasana khidmat tergambar dalam pelaksanaan melasti Minggu (19/3). Umat Hindu yang hadir juga melakukan arak-arakan dari Pura Segara kompleks TNI Angkatan Laut menuju Pantai Mentari.
Bukan hanya umbul-umbul, umat Hindu juga mengarak Pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya atau arca menuju tepi pantai Kenjeran. Pratima merupakan simbol batara yang dijadikan alat untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa.
Penasihat Pura Segara Kenjeran, Surabaya, I Made Suweca menyatakan bahwa melasti merupakan penyucian diri dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945. Perayaan itu jatuh pada 22 Maret mendatang. ”Nanti juga dilakukan di sini (Pura Segara, Red),” katanya kemarin.
Bagi anggota Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Surabaya tersebut, perayaan melasti tahun ini begitu istimewa. Sebab, hampir selama tiga tahun, melasti dilakukan secara terbatas.
”Astungkara. Melasti tahun ini merupakan tahun yang istimewa. Sesuai dengan jiwa-jiwa kemerdekaan, Kota Pahlawan,” ujarnya.
Dia menambahkan, salah satu rangkaian kegiatan melasti adalah mulang pekelem. Sebagai wujud persembahan, hewan ternak seperti ayam maupun bebek dilarung ke tepi pantai Kenjeran.
Dia menjelaskan, dalam Lontar Sundarigama melasti secara tujuan dikatakan sebagai sarining amerta ring tengah ing samudra. Lanjut dia, umat mengambil air dari laut. Kemudian, air itu menjadi air suci yang digunakan untuk menyucikan seluruh sarana upacara.
”Bagi kami, ini wujud keseimbangan. Harmonisasi. Jangan sampai manusia hanya meminta, tapi juga memberi,” tuturnya.
Dia berharap Hari Raya Nyepi tahun ini berjalan khidmat. Pihaknya juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut serta menyukseskan melasti. ”Termasuk untuk Cak Eri, wali kota Surabaya,” tandasnya.