JawaPos.com – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membantah kunjungannya ke makam Presiden RI pertama merupakan sinyal terkait pencapresan partai, dalam menghadapi Pemilu 2024. Mengingat ziarah itu dilakukan usai pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (18/3).
Hasto menyebut, kunjungannya itu justru dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. “Itu (kunjungan), bukan sinyal (pengumuman capres PDIP). Ini kan mau bulan puasa, kalau mau bulan puasa ya tradisi kita seperti itu,” kata Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Senin (20/3).
Hasto menyatakan, kunjungannya ke makam Bung Karno adalah instruksi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Sebab, Megawati berhalangan mengunjungi makam Ayahandanya.
“Pada saat itu saya kebetulan berada di Jawa Timur. Sehingga saya ditugaskan untuk mewakili beliau nyekar di tempat Bung Karno sebagaimana beliau lakukan selama ini,” ucap Hasto.
Lebih jauh, Hasto mengungkapkan suasana di makam Bung Karno saat dikunjunginya diiringi hujan rintik-rintik. Menurut pria asal Jogjakarta itu, hujan rintik-rintik itu pertanda Bung Karno senang dikunjungi olehnya.
“Itu kan secara kultural masyarakat Blitar itu percaya kan kalau hujan rintik-rintik itu artinya apa yang saya sampaikan sebagai utusan dari Ibu Megawati Soekarnoputri, Bung Karno itu happy dengan hal-hal tersebut,” ucap Hasto.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu (19/3) Hasto memang berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Dalam kunjungannya, Hasto didampingi Bupati Trenggalek, Moch. Nur Arifin, dan istrinya, Novita Hardini serta Aryo Seno Bagaskoro, Ketua Taruna Merah Putih Kota Surabaya.