JawaPos.com–Beredar kabar menyebut Kota Bogor masuk daftar KLB Campak Rubella. Dinas Kesehatan Kota Bogor menerangkan, daerahnya tidak dalam status kejadian luar biasa (KLB) Campak Rubella.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, meskipun terdapat 143 sampel hasil uji laboratorium dinyatakan positif, setelah dikaji secara epidemiologi tidak memiliki hubungan secara orang, tempat, dan waktu.

”Jadi dapat disimpulkan, Kota Bogor tidak masuk ke dalam kategori KLB,” kata Sri Nowo Retno seperti dilansir dari Antara di Kota Bogor.

Retno menerangkan, kriteria penetapan KLB Campak Rubella adalah ada lima atau lebih kasus suspek campak-rubella dalam waktu empat minggu berturut-turut dan ada hubungan epidemiologi. KLB Campak pasti minimal dua hasil laboratorium positif IgM campak dan ada hubungan epidemiologi.

Dia menjelaskan, KLB akan dinyatakan berhenti apabila tidak ditemukan kasus baru dalam waktu dua kali masa inkubasi atau rata-rata satu bulan setelah kasus terakhir. Seiring dengan semakin baiknya sistem surveilans Campak Rubella di Kota Bogor melalui penemuan kasus, tata laksana kasus dari Puskesmas dan rumah sakit, situasi pada 2023 sampai dengan tanggal pelaporan di akhir Februari, Kota Bogor telah mengirimkan 292 sampel kasus suspek campak ke Laboratorium Bio Farma Bandung.

”Dengan rincian, 143 sampel Positif Campak, 3 Positif Rubella, 74 sampel negatif, 72 sampel masih pending laboratorium. Adapun dari 143 sampel Positif Campak, terdapat 12 sampel yang merupakan warga Kabupaten Bogor,” terang Sri Nowo Retno.

Berdasar analisa sebaran data menurut tempat, lanjut dia, kasus positif campak tersebar di 43 dari 68 kelurahan di Kota Bogor. Terdapat 4 kelurahan dengan lebih dari lima kasus positif campak yaitu Kelurahan Mulyaharja (17 kasus), Sindang Barang (13 kasus), Empang (7 kasus) dan Pasir Jaya (7 kasus).

Namun, kata Retno, jika data tersebut dikaji secara epidemiologi, kasus positif di Kota Bogor tidak memiliki hubungan secara orang, tempat, dan waktu. Sehingga, dapat disimpulkan, Kota Bogor tidak masuk ke dalam kategori KLB.

Retno memaparkan, di sisi penguatan kondisi tubuh terhadap penyakit menular tersebut, dari target 95 persen target cakupan Imunisasi Campak 9-11 bulan pada 2022, Kota Bogor sudah melebihi target yaitu 96,55 persen. Berdasar angka absolut sasaran, dari 17.475 orang sasaran imunisasi campak 9-11 bulan, sebanyak 16.872 orang telah diimunisasi campak 9-11 bulan.

Akan tetapi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor itu menjelaskan, jika capaian imunisasi dirunut berdasar kelurahan dan dikaitkan dengan data kasus positif campak terbesar dari empat kelurahan tersebut, angka cakupan imunisasi campak 9-11 bulan adalah Kelurahan Gunung Batu 88 persen, Kelurahan Loji 101,6 persen, Kelurahan Pasir Jaya 95,6 persen, dan Kelurahan Mulyaharja 91,1 persen.

”Data itu menerangkan, rendahnya cakupan imunisasi merupakan faktor pendukung ada kasus positif di suatu wilayah,” ujar Sri Nowo Retno.

Selain itu, dia menambahkan, faktor transmisi dari daerah perbatasan dengan kelurahan atau kabupaten/kota yang terdampak dan cakupan imunisasi yang rendah pada tahun-tahun sebelumnya, menjadi faktor pendukung walaupun capaian imunisasi tersebut sudah mencapai target.

”Perlu penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk penentuan faktor penyebabnya,” ucap Sri Nowo Retno.

By admin